Samsung Ajukan Paten Smartphone Dua Layar yang Bisa Dilepas

Samsung dilaporkan mengajukan paten terkait ponsel dengan dua layar. Kedua layar bisa dilepas dan saling beroperasi secara independen.

oleh Andina Librianty diperbarui 09 Jan 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2019, 08:00 WIB
Samsung Galaxy A9
Peluncuran Samsung Galaxy A9 dan A7 di 4x Fun, Kuala Lumpur, Malaysia. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Samsung dilaporkan mengajukan paten terkait ponsel dengan dua layar. Kedua layar bisa dilepas dan saling beroperasi secara independen.

Dilansir GSM Arena, Rabu (9/1/2018), ada magnet yang digunakan untuk menghubungkan kedua layar tersebut. Paten bernama "Electronic device with two display devices and method of operating" ini diajukan kepada World Intellectual Property Office (WIPO) pada akhir Juni 2018.

Perangkat ini sebenarnya terdiri dari dua smartphone berbeda, karena masing-masing memiliki prosesor dan berbagai fitur lainnya sendiri. Namun keduanya dilengkapi tiga magnet, sehingga bisa saling melekat dan memiliki berbagai fungsi.

Kedua ponsel bisa menempel secara berdampingan dan membuat ukuran layar lebih besar. Ketika kedua layar terpasang, keduanya tampak seperti satu layar "raksasa" dan setiap layar bisa berfungsi secara terpisah.

Ketiga kedua ponsel terhubung, kamu bisa menonton film di kedua layar. Fungsi lainnya, misalnya, kamu ingin menonton di satu bagian layar sambil mengirim pesan di layar kedua.

Kendati paten desain ponsel ini sudah diajukan, belum bisa dipastikan Samsung akan merilisnya di pasaran. Pasalnya, tidak semua paten diwujudkan dalam produk komersil.

Bisnis Samsung Diprediksi Tertekan Perlambatan Ekonomi Tiongkok

Samsung MWC
Pengunjung booth Samsung di MWC 2018. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Samsung Electronics diperkirakan akan membukukan penurunan laba operasional triwulan untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan perlambatan ekonomi Tiongkok yang merupakan pasar kunci bagi Samsung, telah melemahkan permintaan terhadap produk-produknya.

Dilansir Reuters, Senin (7/1/2018), hasil suram raksasa teknologi asal Korea Selatan (Korsel) itu menambah kekhawatiran investor setelah rival terbesarnya, Apple, memangkas proyeksi pendapatan karena melambatnya penjualan hardware di Tiongkok.

Samsung yang akan mempublikaskan hasil kuartal ke empat pada 8 Januari 2019, diprediksi akan mengalami penurunan laba operasional 12 persen year-on-year menjadi 13,3 triliun won atau berkisar US$ 11,85 miliar, berdasarkan data I/B/E/S dari Refinitiv.

"Permintaan yang melemah di Tiongkok akan semakin menurunkan penjualan chip Samsung di sana. Pasar smartphone Tiongkok secara keseluruhan mengalami tekanan dan menurunan, yang akan memengaruhi tidak hanya Apple, tapi juga Samsung," ungkap analis senior di HI Investment & Securities, Song Myun-sup.

Pendapatan Samsung diprediksi akan turun 5 persen karena melemahnya pengapalan chip memori. Samsung pada Oktober lalu telah memangkas capex 2018, dan menyebut dua tahun masa keemasan memori chip telah berakhir dengan melambatnya pasar smartphone global.

Tantangan pun terus berlanjut pada kuartal IV 2018. Berdasarkan data Counterpoint Research, penjualan secara keseluruhan di Tiongkok yang merupakan pasar smartphone terbesar di dunia, turun 8 persen pada tiga bulan sebelumnya.

Tiongkok adalah Kunci

Galaxy Note 9
Samsung Galaxy Note 9 (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Bisnis smartphone Samsung kian terancam mengingat laba yang diprediksi mengalami penurunan pada kuartal IV 2018.

"Anda lihat, Apple sudah kehilangan penjualan di Tiongkok, Samsung juga akan demikian. Berapa lama melemahnya pasar ponsel Tiongkok akan menjadi kunci," tutur Fund Manager di HDC Asset Management, Park Jung-hoon. HDC Asset Management memiliki saham di Samsung.

Sejumlah analis mengatakan, tekanan terhadap bisnis Apple dan Samsung mengindikasikan masa depan yag lebih sulit bagi bisnis global. Hal ini disebabkan pertumbuhan yang "suram" di Tiongkok, serta diperburuk oleh perang dagang negara tersebut dan Amerika Serikat (AS).

Ekspor semiconductor Korsel ke Tiongkok mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun terakhir pada Desember 2018. Tiongkok adalah pasar utama bagi produsen chip Korsel yang dipimpin oleh Samsung dan rivalnya SK Hynix, yang mengekspor sekitar 41 persen dari produk mereka ke negara tersebut antara Januari dan November 2018.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya