NASA Luncurkan Misi Observasi Titan, Bulan Milik Saturnus

Misi observasi bulan milik planet cincin itu menggunakan pesawat luar angkasa Dragonfly yang ditenagai nuklir.

oleh Athika Rahma diperbarui 02 Jul 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2019, 13:00 WIB
Titan, bulan Planet Saturnus
Titan, bulan Planet Saturnus (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - NASA resmi luncurkan misi untuk mengobservasi Titan, bulan cantik milik planet cincin Saturnus, Kamis (27/6/2019) lalu.

Misi tersebut menggunakan pesawat luar angkasa Dragonfly. Misi Dragonfly akan dilakukan pada 2026 dan diperkirakan tiba di Titan, 8 tahun kemudian atau pada 2034. Demikian menurut pernyataan resmi NASA.

Dikutip dari Space, Selasa (2/7/2019), observasi di bulan yang berdiameter 5.150 kilometer tersebut akan menghabiskan waktu setidaknya 2,5 tahun. Misi ini disebut-sebut untuk menggali potensi kehidupan di Titan.

Dragonfly akan mengumpulkan berbagai data di setiap titik penelitian. Titan diketahui sebagai bulan yang permukaannya memiliki danau, sungai, dan lautan selain Bumi, tapi tidak berisi air karena pengaruh sistem iklim bulan yang didasarkan pada hidrokarbon melainkan molekul cairan lain.

"Titan tidak seperti tempat lain di tata surya, dan Dragonfly tidak seperti misi lain," ujar Thomas Zurbuchen, Associate Administrator NASA di Washington D.C, Amerika Serikat.

Ditenagai Nuklir

Misi ke Saturnus NASA
NASA akan menerbangkan helikopter drone senilai US$ 1 miliar ke bulan Saturnus, Titan, pada 2030. (NASA)

Sementara, Dragonfly bakal ditenagai nuklir, sama seperti pesawat Curiosity dan New Horizons Pluto.

Dragonfly bakal mendarat di bukit-bukit pasir Titan lalu menuju ke tujuan akhirnya, yaitu Kawah Selk, yang mana menjadi sumber penelitian paling besar karena mengandung air, molekul organik dan energi.

Nantinya, Dragonfly bakal jadi misi ke-4 dalam program New Frontiers, setelah misi New Horizons, misi Juno ke Jupiter dan misi OSIRIS-REx asteroid-sampling.

Pengembangannya ditaksir memakan dana hingga USD 850 juta, namun jika ditotal hingga peluncuran, dana terpakai kemungkinan mencapai USD 1 miliar.

Sebelum Dragonfly, misi Huygens berhasil dilakukan pada Januari 2005, menggunakan pesawat luar angkasa Cassini yang mengorbit planet cincin dari pertengahan 2004 hingga September 2017.

(Tik/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya