Liputan6.com, Jakarta - Huawei saat ini sedang berdiskusi dengan beberapa perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat (AS) terkait lisensi teknologi jaringan 5G miliknya. Hal ini disampaikan oleh Senior Vice President Huawei, Vincent Pang.
Dilansir dari Reuters, Kamis (24/10/2019), Pang mengatakan, beberapa perusahaan memperlihatkan ketertarikan untuk perjanjian jangka panjang atau sekali kerja sama (one-off transfer). Namun, ia menolak menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Ada beberapa perusahaan yang berbicara dengan kami, tetapi akan memakan waktu panjang untuk benar-benar menyelesaikannya. Mereka memperlihatkan ketertarikan," ungkap Pang.
Kerja sama Huawei dengan perusahaan-perusahaan AS tidak akan berjalan dengan mulus. Pemerintah AS mengkhawatirkan peralatan Huawei digunakan untuk memata-matai konsumen.
ASÂ juga meyakinkan para sekutunya agar tidak menggunakan teknologi jaringan 5G Huawei. Huawei berulang kali membantah klaim tersebut.
Pemerintah AS pada Mei lalu menempatkan Huawei dalam daftar hitam perdagangan dengan alasan keamanan. Kebijakan tersebut melarang Huawei membeli produk-produk buatan perusahaan AS.
Pemerintah AS Skeptis
Rencana biaya one-off untuk mengakses berbagai paten, lisensi, dan kode 5G Huawei pertama kali diungkapkan oleh pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei, saat diwawancarai New York Times dan Economics pada bulan lalu. Namun, saat itu belum diketahui ada ketertarikan dari perusahaan AS.
Sementara itu, seorang pejabat dari Departemen Luar Negeri AS menyatakan skeptis terhadap tawaran Ren tersebut.
"Tidak realistis jika operator-operator menggunakan peralatan, dan mengelola semua software dan hardware sendiri," ujar sumber dari departemen tersebut.
Terlepas dari keraguan tersebut, Huawei terus meningkatkan investasinya di bidang 5G.
Pang mengatakan, investasi riset dan pengembangan dibutuhkan dengan terus meningkatkan platform karena perusahaan-perusahaan telekomunikasi harus menyiapkan biaya yang sangat besar untuk single-transfer dari Huawei. Huawei sendiri telah menghabiskan miliaran dolar untuk mengembangkan teknologi 5G sejak 2019.
(Din/Why)
Advertisement