Soal Kecerdasan Buatan, CEO Google: Perlu Aturan Jelas

Teknologi baru seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) selalu memiliki risiko.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 14:00 WIB
CEO Google Sundar Pichai
CEO Google Sundar Pichai. Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah artikel yang ditulis CEO Google sekaligus Alphabet, Sundar Pichai, disebutkan bahwa teknologi baru seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) selalu memiliki risiko.

Meski demikian, Pichai tetap menyebut bahwa AI adalah teknologi terbaru yang paling menjanjikan. Namun kecerobohan penggunaan sebuah teknologi adalah hal yang banyak tertulis dalam sejarah. Maka dari itu, kecerdasan buatanperlu aturan jelas atau regulasi.

"Sejarah penuh dengan contoh bagaimana kebajikan teknologi itu tak terjamin," tulisnya sebagaimana dikutip dari Mashable.

"Internet memungkinkan kita untuk terhubung dengan siapa saja dan mendapatkan informasi dari mana saja, namun juga memudahkan penyebaran informasi yang salah," tambahnya.

Ia juga memberi sorotan pada banyak regional yang sudah mulai menyusun proposal untuk meregulasi kecerdasan buatan. Sang CEO menyatakan bahwa kesadaran mengetahui pentingnya regulasi adalah hal yang terpenting.

"Uni Eropa dan AS sudah mulai mengembangkan proposal pengaturan (regulasi AI). Penjajaran internasional adalah hal yang sangat penting untuk membuat standar global berfungsi. Untuk sampai di sana, kita perlu sepakat soal nilai-nilai inti (dari AI)," tulisnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Google Rajin Meneliti AI

Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay

Google sendiri adalah pihak yang berada di garis depan soal penelitian AI, di mana mereka mengambil banyak area kunci.

Berbagai hal mulai sistem AI di ramalan cuaca lokal, hingga AI untuk memeriksa adanya sel kanker payudara, telah diteliti Google.

Hal semacam ini telah diserukan oleh CEO Tesla dan SpaceX, yakni Elon Musk. Ia menyebut pada 2017 lalu, bahwa "AI adalah risiko mendasar bagi keberadaan peradaban manusia."

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya