Satelit Nusantara Dua Gagal Mengorbit karena Roket Pendorong Tak Berfungsi

Proses peluncuran menggunakan roket pendorong Long March 3B sempat berjalan dengan baik pada stage pertama dan stage kedua. Namun saat stage ketiga, salah satu roket pendorong tidak berfungsi.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Apr 2020, 14:18 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2020, 14:10 WIB
Satelit Nusantara Dua
Penampakan Satelit Nusantara Dua sebelum diluncurkan oleh roket Longmarch 3B di Xichang, Tiongkok. (Foto: Twitter: @@abhilash_tard/ Arstechnica).

Liputan6.com, Jakarta Satelit Nusantara 2 yang diluncurkan Xichang Satellite Launch Center di Xichang, Tiongkok, gagal mengorbit.

Proses peluncuran menggunakan roket pendorong Long March 3B sempat berjalan dengan baik pada stage pertama dan stage kedua.

Namun, saat memasuki stage ketiga, salah satu roket pendorongnya tidak berfungsi. Demikian, sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Utama Pasifik Satelit Nusantara Adi Rahman Adiwoso.

"Pada saat stage ketiga, salah satu roketnya tidak menyala, sehingga peluncur tidak mendapatkan kecepatan yang cukup," kata Adi, saat memberikan penjelasan kepada media dalam konferensi pers live streaming bersama dengan Kemenkominfo, Jumat (10/4/2020).

Adi mengatakan, pada stage ketiga, roket sudah berada di ketinggian 170Km. Namun karena daya dorong yang kurang, Satelit Nusantara Dua yang seharusnya meluncur menuju orbit jatuh ke laut.

"Satelit jatuh ke laut dan tidak bisa diselamatkan. Satelit hilang sehingga tidak bisa dipergunakan kembali," tutur Adi.

Namun, dia mengatakan, Satelit Nusantara Dua ini diasuransikan sepenuhnya.

Tak Berhenti Bikin Satelit

Satelit PSN
Satelis Nusantara Dua yang siap meluncur April 2020 (sumber: PSN)

Sementara itu, dalam keterangan resminya, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama dengan shareholders, PT Pintar Nusa Sejahtera (Pintar), berkomitmen untuk terus membangun kapasitas satelit di Indonesia.

Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan, PSN Group tetap berkomitmen membangun satelit baru untuk mengisi slot orbit 113º Bujur Timur (BT) yang dapat mengisi kebutuhan komunikasi digital dan broadcasting masyarakat Indonesia.

"Saat ini, perusahaan sudah menganalisis dan memiliki sejumlah rancangan satelit yang sangat efektif dan cost efficient dengan menggunakan teknologi terkini," kata Adi Rahman di Jakarta.

Adi yakin pembangunan satelit dapat berkontribusi untuk kemajuan digital yang merata di Tanah Air.

"Kami menegaskan akan terus membangun infrastruktur satelit yang efisien dan memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. Dengan itu, kami akan mencapai tujuan kami untuk menjadi penyedia kapasitas satelit terbesar di Indonesia. Kami mengharapkan Indosat sebagai mitra kami di proyek satelit Nusantara Dua dapat ikut serta dalam komitmen ini,” tutup Adi.

 

Tentang Satelit Nusantara Dua

Direktur Utama PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso. Liputan6.com/Andina Librianty
Direktur Utama PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso. Liputan6.com/Andina Librianty

Satelit Nusantara Dua yang merupakan hasil kerja sama antara Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama Indosat Ooredoo dan Pintar Nusantara Sejahtera (PNS).

Kerja sama tiga perusahaan itu sebenarnya sudah dilakukan sejak 2017. Ketiganya lantas membentuk joint venture bernama Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS).

Menurut rencana, satelit Nusantara Dua seharusnya akan menggantikan satelit Palapa-D. Satelit ini akan digunakan untuk melayani kebutuhan akses internet broadband dan layanan penyiaran berkualitas tinggi.

Satelit ini dibuat oleh China Great Wall Industry Corporation dengan berat saat diluncurkan adalah 5.500kg. Sementara bobot roket peluncurannya mencapai 425.800kg.

Dengan kapasitas 20x36MHz transponder C-band FSS dan 9,5Gbps HTS, satelit ini dapat mencakup wilayah seluruh Indonesia, Asia Pasifik, hingga Australia untuk transponder C-Band dan seluruh Indonesia untuk HTS.

Satelit ini akan memiliki masa hidup hingga 15 tahun mendatang dan memiliki teknologi serupa pendahulunya, yakni Nusantara Satu. Adapun teknologi itu termasuk Classic Fixed Satellite Service di C-band dan HTS di Ku-band.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya