NASA Setop Pakai Nama Panggilan Rasis untuk Objek Antariksa

NASA akan menghentikan penggunaan nama panggilan tertentu yang dianggap rasis untuk objek astronomi yang ditemukan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Agu 2020, 18:31 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 15:00 WIB
Logo NASA
Foto: Dok. NASA

Liputan6.com, Jakarta - NASA akan menghentikan penggunaan nama panggilan tertentu yang dianggap rasis untuk objek astronomi yang ditemukan. Demikian disampaikan NASA pada 5 Agustus lalu.

Sejumlah badan observasi yang mengamati ruang angkasa mengumpulkan objek kosmik yang jauh yang biasa diberi sebutan resmi (terdiri dari akronim dan angka) oleh International Astronomical Union. Kendati demikian, NASA juga memberikan beberapa nama panggilan yang kurang teknis agar lebih ramah publik.

Selama bertahun-tahun, masyarakat banyak memberikan kritik atas penggunaan kata "Eskimo" untuk penamaan karena dianggap rasis. Eskimo adalah nama panggilan yang digunakan NASA untuk planet nebula NGC 2392.

"Eskimo dipandang sebagai istilah kolonial dengan sejarah yang rasis, terkait dengan suku asli yang tinggal di Arctic. Sebagian besar dokumen resmi NASA telah menghindari penggunaannya," kata kantor Keanekaragaman dan Kesempatan Setara (ODEO) NASA dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip dari Space, Kamis (13/8/2020).

Disebutkan pula, NASA tak akan lagi menggunakan istilah "Siamese Twins Galaxy" untuk merujuk NGC 4567 dan NGC 4568, sepasang galaksi spiral yang ditemukan di Cluster Galaksi Virgo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bakal Pakai Nama Resmi

Ilustrasi planet alien Kepler-186f yang diyakini sebagai kembaran Bumi (NASA Ames/SETI Institute/JPL-Caltech)
Ilustrasi planet alien Kepler-186f yang diyakini sebagai kembaran Bumi (NASA Ames/SETI Institute/JPL-Caltech)

"Ke depannya, NASA akan menggunakan nama resmi, nama yang diberikan oleh International Astronomical Union, karena nama panggilan tidaklah sesuai," kata lembaga ODEO NASA.

Sementara itu, Administrator Asosiasi NASA untuk Misi Sains Thomas Zurbuchen mengatakan, pihaknya mendukung evaluasi ulang berkelanjutan atas nama-nama yang telah digunakan untuk merujuk objek astronomi.

"Tujuan kami adalah agar semua nama selaras dengan nilai-nilai keragaman dan iklusi kami, dan kami akan bekerja secara proaktif dengan komunitas ilmiah untuk membantu memastikan hal itu. Sains adalah untuk semua orang dan tiap aspek pekerjaan kami, perlu mencerminkan nilai itu," kata Zurbuchen.


Bekerja Sama dengan Pakar

Ilustrasi planet ekstrasurya LHS 3844b, yang mungkin memiliki permukaan berbatu mirip dengan bulan Bumi. (NASA / JPL-Caltech / R. Hurt (IPAC))
Ilustrasi planet ekstrasurya LHS 3844b, yang mungkin memiliki permukaan berbatu mirip dengan bulan Bumi. (NASA / JPL-Caltech / R. Hurt (IPAC))

Meskipun belum jelas langkah-langkah apa yang akan diambil NASA selanjutnya terkait hal ini, NASA menyebut, pihaknya berupaya memeriksa penggunaan istilah tak resmi untuk benda-benda kosmik sebagai bagian dari komitmennya terhadap keanekaragaman, ekuitas, dan iklusi.

NASA juga menyebut, pihaknya akan bekerja dengan pakar bidang keanekaragaman, ekuitas, dan inklusi dalam ilmu astronomi dan fisik untuk panduan.

Situs web ODEO NASA menguraikan Program Penekanan Khusus untuk komunitas yang secara histori terpinggirkan berdasarkan ras, jenis kelamin, dan orientasi seksual.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya