Ant Group Pangkas Dukungan untuk Startup Fintech di Luar China

Perusahaan fintech asal Tiongkok, Ant Group, dilaporkan memangkas pendanaan dan dukungan staf untuk banyak perusahaan e-wallet luar negeri.

oleh Andina Librianty diperbarui 30 Okt 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2020, 12:00 WIB
Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). Jack Ma mengatakan “pebisnis tak punya rasa takut, kompetitor yang seharusnya takut”.Liputan6.com/Angga Yuniar

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan fintech asal Tiongkok, Ant Group, dilaporkan memangkas pendanaan dan dukungan staf untuk banyak perusahaan (startup) e-wallet luar negeri.

Ant Group merupakan perusahaan afiliasi dari Alibaba Group. Perusahaan sebelumnya dikenal sebagai Ant Financial dan Alipay.

Dilansir Reuters, Kamis (29/11/2020), Ant Group membuat pemangkasan besar terhadap ratusan juta dolar yang dihabiskan setiap tahun untuk mensubsidi pertumbuhan pengguna di perusahaan-perusahaan e-wallet luar negeri. Perusahaan-perusahaan itu menawarkan pembayaran digital dan berbagai layanan finansial lain.

Selain itu, Ant Group juga memulangkan karyawannya. Informasi ini berasal dari sejumlah eksekutif yang bekerja atau pernah bekerja dengan Ant di sembilan negara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rencana Bisnis

Menurut sumber, Ant pada tahun ini juga diam-diam menghentikan rencana ambisius untuk menciptakan infrastruktur pembayaran global berbasis pada sistem kode QR umum, yang menghubungkan semua e-wallet di dalam daftar investasinya.

Jaringan tersebut akan memungkinkan e-wallet untuk digunakan di luar dari pasar lokal, atau di negara-negara lain yang mencakup mitra Ant. Rencana ini akan membuat Ant sebagai pemimpin pembayaran global.


Investasi

DANA Bisnis
Dok. DANA Bisnis.

Ant telah berinvestasi di banyak perusahaan fintech dengan layanan e-wallet. Sebagian besar berada di Asia termasuk Mynt di Filipina, DANA di Indonesia, dan EasyPaisa di Pakistan.

Menurut laporan Reuters, Paytm, DANA, dan EasyPaisa belum memberikan tanggapan mengenai perubahan strategi Ant ini.

Kendati demikian, Ant disebut akan terus berinvestasi di luar negeri. Seorang sumber mengatakan, rencana Ant saat ini adalah menawarkan dukungan awal kepada perusahaan-perusahaan e-wallet luar negeri, dan kemudian melihat mereka berhasil dengan caranya sendiri.

(Din/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya