Pandemi Dorong Pengguna eCommerce di Indonesia Tumbuh 66 Persen

Pengguna eCommerce di Indonesia tumbuh menjadi 66 persen akibat pandemi Covid-19

oleh M Hidayat diperbarui 01 Jan 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi ecommerce, e-commerce, toko online
Ilustrasi ecommerce, e-commerce, toko online. Kredit: athree23 via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Tim riset Bank DBS Indonesia telah menggelar survei kepada lebih dari 500 responden di Pulau Jawa, termasuk Jakarta, dan sebagian kecil di luar Pulau Jawa belum lama ini.

Survei bertajuk “Indonesia Consumption Basket” itu menemukan bahwa pengguna eCommerce di Indonesia tumbuh 66 persen akibat pandemi Covid-19. Peningkatan tersebut antara lain merupakan dampak dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Terlepas dari pandemi, sejak tahun 2019 lalu 90 persen pengguna internet Indonesia juga telah melakukan transaksi pembelian produk di eCommerce.

Masih berdasarkan hasil survei tersebut, kegiatan belanja online naik 14 persen, sedangkan aktivitas di pusat perbelanjaan turun 24 persen. Sebelum pandemi, 72 persen responden survei lebih memilih untuk berbelanja di toko fisik dibandingkan di eCommerce.

Kemudian mengutip laporan Redseer, pertumbuhan pengguna juga mendorong peningkatan Gross Market Value (GMV) dari eCommerce di Indonesia pada kuartal kedua 2020, yakni mencapai USD 10 miliar.

Perubahan perilaku masyarakat

Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online
Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Tren positif ini disebabkan salah satunya oleh perubahan perilaku masyarakat yang beralih ke eCommerce untuk berbelanja produk kebutuhan sehari-hari, seperti kesehatan dan perawatan, bahan makanan, dan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG). Pembelian kebutuhan sehari-hari secara online juga menyebabkan kegiatan belanja ke pasar tradisional turun menjadi 30 persen dari 52 persen.

Selain itu, sejumlah responden yang memilih berbelanja di situs web perusahaan dan media sosial naik tipis, yakni masing-masing menjadi 6 dan 3 persen.

Terkait hal tersebut, survei ini menyarankan agar perusahaan mempercepat strategi omni-channel atau memulai kemitraan dengan eCommerce platform yang mapan.

Selain menguntungkan para perusahaan besar yang berjualan melalui eCommerce, minat tinggi terhadpa belanja online juga berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM. Membeli produk milik UMKM melalui eCommerce dapat menjaga keberlangsungan ekonomi sekaligus membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa perlu datang ke toko fisik.

 

Prediksi GMV eCommerce di Indonesia pada 2022

Meskipun peminat belanja eCommerce naik secara tajam selama pandemi, eCommerce Indonesia di sebetulnya telah berkembang pesat, bahkan unggul, di kawasan Asia Tenggara.

GMV dari eCommerce di Indonesia mencapai USD 21 miliar pada tahun 2019 dan diprediksi akan meningkat hingga USD 40 miliar pada 2022 mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya