Studi: Kekebalan Terhadap Covid-19 Dapat Bertahan hingga 8 Bulan

Para peneliti di Monash University, Australia, telah mengungkapkan bahwa orang yang telah terinfeksi virus Covid-19 memiliki kekebalan untuk melindungi dari infeksi ulang setidaknya selama delapan bulan

oleh M Hidayat diperbarui 30 Des 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 30 Des 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di Monash University, Australia, telah mengungkapkan bahwa orang yang telah terinfeksi Covid-19 memiliki kekebalan untuk melindungi dari infeksi ulang setidaknya selama delapan bulan.

Mengutip rilis pers via Eurekalert, Rabu (30/12/2020), penelitian ini merupakan hasil kolaborasi lintas lembaga yang dipimpin oleh Associate Professor Menno van Zelm, dari Department of Immunology and Pathology di Monash University, dengan Alfred Research Alliance antara Monash University, Alfred Hospital dan Burnet Institute.

Menurut penelitian yang terbit di jurnal Science Immunology itu, sel-sel spesifik di dalam sistem kekebalan yang disebut Memory B cells (MBCs), mampu "mengingat" infeksi oleh virus.

Jika MBCs "ditantang" lagi melalui paparan ulang terhadap virus, akan muncul kekebalan protektif melalui produksi antibodi protektif cepat.

Para peneliti merekrut satu kohort yang terdiri dari 25 pasien Covid-19 dan mengambil 36 sampel darah dari mereka antara hari ke-4 pascainfeksi hingga hari ke-242 pascainfeksi.

Mereka menemukan bahwa antibodi terhadap virus mulai menurun setelah 20 hari pascainfeksi.

MBCs

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Semua pasien tetap memiliki MBCs yang "mengingat" salah satu dari dua komponen virus SARS-CoV-2, protein Spike, dan protein nukleokapsid. MBCs spesifik virus ini tetap ada secara stabil selama delapan bulan pascainfeksi.

Menurut van Zelm, hasil tersebut dapat menjadi titik terang bagi kemanjuran vaksin apa pun untuk melawan virus ini.

Penelitian ini juga menjadi penjelasan atas pertanyaan mengapa hanya ada sedikit kasus infeksi ulang yang asli pada jutaan orang yang dites positif terkena virus ini secara global.

"Hasil penelitian ini penting karena secara pasti menunjukkan bahwa pasien yang terinfeksi virus Covid-19 pada kenyataannya mempertahankan kekebalan terhadap virus dan penyakit tersebut,” kata van Zelm.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya