TikTok Bakal Ingatkan Pengguna Sebelum Berbagi Konten yang Belum Valid

Dengan notifikasi yang diberikan, TikTok ingin pengguna benar-benar memerhatikan konten yang akan dibagikannya.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Feb 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 07:30 WIB
ilustsrasi aplikasi TikTok.
ilustsrasi aplikasi TikTok. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - TikTok baru saja mengumumkan fitur baru untuk para penggunanya. Lewat fitur anyar ini, TikTok akan memberikan notifikasi atau peringatan pada pengguna apabila konten yang akan dibagikan belum dapat divalidasi kebenarannya.

TikTok sendiri sebenarnya sudah bekerja sama dengan beberapa platform cek fakta, seperti PolitiFact, Lead Stories, dan SciVerify. Apabila ada konten yang dirasa tidak benar, perusahaan akan langsung menghapusnya dari platform.

Namun tidak jarang, ada beberapa konten yang belum dapat ditentukan validasinya, terutama untuk peristiwa yang baru berlangsung. Untuk itu, dengan fitur ini, TikTok ingin mengurangi penyebaran konten yang belum dikonfirmasi.

Dikutip dari situs resmi perusahaan, Jumat (5/2/2021), Product Manager Trust & Safety TikTok, Gina Hernandez, mengatakan pihaknya akan menandai konten semacam ini lewat banner yang ditampilkan.

Jadi, penonton konten yang menonton video akan melihat notifikasi bahwa konten tersebut sudah diulas, tapi belum divalidasi kebenarnanya. Sementara kreator video juga akan diperingatkan bahwa video mereka ditandai sebagai konten yang tidak memiliki dasar kuat.

"Jika penonton mencoba membagikan video tesebut, mereka akan melihat pesan yang mengingatkan video itu telah ditandai sebagai konten belum terverifikasi," tutur Gina menjelaskan.

Dengan langkah ini, TikTok ingin mengajak pengguna untuk memerhatikan konten yang mereka bagikan. Rencananya, fitur ini akan tersedia secara global dalam beberapa minggu ke depan, tapi kini hadir lebih dulu di Amerika Serikat dan Kanada.

TikTok mengatakan pendekatan semacam ini mampu mengurangi hingga 24 persen penonton untuk berbagi video, sedangkan jumlah likes untuk konten yang tidak berdasar juga menurun sebesar 7 persen.

Bukan Setop Beroperasi, TikTok Lakukan Pemangkasan Karyawan di India

Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok.
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Di sisi lain, TikTok menanggapi kabar hengkangnya perusahaan dari India. Sebelumnya, laporan Nikkei Asia menyebut TikTok menarik diri dari India, mengutip sumber yang mengaku dekat dengan perusahaan.

Kini dalam konfirmasi kepada The Verge, Rabu (3/2/2021), juru bicara TikTok mengatakan, TikTok memang melakukan pemangkasan karyawan di India, namun membantah detail laporan sebelumnya.

"Mengingat kurangnya umpan balik dari pemerintah tentang bagaimana menyelesaikan masalah (pemblokiran TikTok) dalam tujuh bulan ini, dengan kesedihan mendalam, kami telah memutuskan untuk mengurangi tenaga kerja kami di India," kata juru bicara Tiktok.

"Kami berharap mendapatkan kesempatan untuk meluncurkan kembali TikTok di India guna mendukung ratusan juta pengguna, seniman, narator, edukator, dan artis di sana," katanya.

Tak jelas berapa banyak karyawan yang dipertahankan oleh TikTok. Namun Nikkei melaporkan, sebagian besar karyawan lokal akan diberhentikan.

Perusahaan tidak menjelaskan ada berapa banyak karyawan asal India yang akan tetap tinggal.

India diketahui menjadi salah satu pasar besar bagi TikTok. Dilaporkan, 30 persen unduhan TikTok berasal dari India, per April 2020. Hingga Juni 2020, TikTok memiliki sekitar 167 juta pengguna di India.

TikTok sudah diblokir di India sejak 29 Juni 2020 atau sekitar 7 bulan lamanya.

Dilarang karena Dianggap Mengancam Keamanan

Bermain TikTok
Ilustrasi Aplikasi TikTok Credit: freepik.com

Dalam pernyataan Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi India, TikTok dituding telah terlibat dalam aktivitas yang merugikan kedaulatan dan integritas, pertahanan dan keamanan negara, serta ketertiban umum.

Saat itu, ByteDance sebagai induk perusahaan TikTok tidak menyebut rencananya untuk mundur dari India.

TikTok menyebut pihaknya tidak akan membagikan informasi pengguna India dengan pemerintah Tiongkok dan praktik TikTok diawasi sesuai persyaratan privasi daya India.

"Kami sangat mementingkan privasi dan integritas pengguna," kata Kepala TikTok India, saat itu.

Ini bukan pertama kalinya TikTok bermasalah dengan pemerintah India. Sebelumnya anggota parlemen India sekaligus menteri TIK India menyerukan agar TikTok dilarang pada 2019.

Alasannya waktu itu karena ada kekhawatiran tentang perilaku remaja dan dewasa muda ketika menggunakan TikTok.

(Dam/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya