Tips Jaga Keamanan Rekening Bank Digital

Seiring dengan maraknya bank digital, nasabah pun diminta untuk lebih berhati-hati dalam menjaga keamanannya.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Agu 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi Jenius (Dok. Jenius BTPN)
Ilustrasi Bank Digital (Dok. Jenius BTPN)

Liputan6.com, Jakarta - Risiko keamanan juga mengancam dengan munculnya bank digital di Indonesia. Kasus-kasus hilangnya uang nasabah juga beberapa kali muncul di pemberitaan.

Irwan Tisnabudi, Digital Banking Head Bank BTPN mengatakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar keamanan rekening nasabah bank digital tetap terjaga.

"Security atau keamanan dari digital banking menjadi tanggung jawab kita bersama. Baik bank maupun nasabahnya," kata Irwan dalam konferensi pers virtual Hari Ulang Tahun ke-5 Jenius.

Irwan mengatakan, yang wajib dilakukan untuk menjaga keamanan bank digital adalah tidak membagikan informasi yang sifatnya rahasia ke siapa pun.

"Termasuk nomor telepon, email, PIN, password, informasi di kartu, 14 digit nomor kartu, tanggal expiry date, kode sekuriti atau CCV, dan kode OTP atau One Time Password," katanya. Menurutnya, data-data tadi haruslah disimpan untuk diri sendiri.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jangan Berikan Data Pribadi

Ilustrasi penipuan di internet
Ilustrasi penipuan di internet. Kredit: Pixabay/Mohammed Hasan

Lebih lanjut, Irwan mengatakan bank tidak pernah meminta informasi yang bersifat pribadi dan rahasia tersebut ke nasabah dalam bentuk apapun seperti telepon, link URL, WhatsApp, atau email.

Sehingga, apabila ada seseorang yang mengaku dari bank digital dan meminta data pribadi tersebut, bisa disimpulkan dia adalah oknum yang tidak bertanggung jawab atau fraudster.

Terkait kasus hilangnya dana nasabah Jenius beberapa waktu lalu, Irwan menyebut hal itu tidak disebabkan oleh lemahnya sistem keamanan bank.

"Kasus-kasus yang marak terjadi dan muncul ke permukaan lewat pemberitaan dan lain-lain, hampir semuanya karena social engineering atau rekayasa sosial," katanya.


Edukasi dari Industri

Ilustrasi scam, penipuan, phising.
Ilustrasi scam, penipuan, phising. Kredit: Mohamed Hassan via Pixabay

Irwan pun mengatakan, edukasi nasabah saat ini harus dilakukan secara terus menerus, mengingat risiko fraud juga ikut meningkat di tengah berkembangnya era digitalisasi.

Selain itu, dengan semakin banyaknya bank digital saat ini, Irwan juga mengatakan edukasi semacam ini juga menjadi PR bagi industri, tak hanya bank digital tetapi juga industri keuangan itu sendiri.

"Sekarang tidak cuma bank saja yang melakukan security awareness. Semua asuransi, P2P lending, credit card, melakukan komunikasi, edukasi sekuriti yang sama," katanya.

(Gio/Ysl)


Infografis Pencurian Uang Elektronik

Pencurian Uang Elektronik
Infografis pencurian uang elektronik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya