Liputan6.com, Jakarta - Kredivo baru saja mengumumkan ekspansinya ke Vietnam melalui joint venture dengan Phoenix Holding. Ekspansi ini dilakukan setelah Kredivo mengumumkan rencana menjadi perusahaan publik beberapa pekan lalu.
Adapun entitas joint venture ini akan diberi nama Kredivo Vietnam Joint Stock Company. Nantinya, entitas ini akan memanfaatkan keahlian dan pengalaman Kredivo terkait layanan PayLater dipadukan dengan pengetahuan lokal dari Phoenix Holding.
Baca Juga
"Vietnam merupakan pilihan logis mengingat penetrasi kartu kredit yang rendah dan kelas menengah yang berkembang pesat, e-commerce yang pesat, dan kesamaan pola demografi maupun konsumsi dengan Indonesia," tutur COO Kredivo Valery Crottaz dalam keterangan resmi, Minggu (29/8/2021).
Advertisement
Nantinya, Kredivo akan bermitra dengan VietCredit Join Stock Company untuk mengoperasikan bisnis PayLater Kredivo di Vietnam. Produk inti Kredivo akan diluncurkan secara bertahap, mulai pembayaran tagihan dan pinjaman pribadi, lalu fitur PayLater di e-commerce pada kuartal keempat 2021 nanti.
"Kami percaya kolaborasi dengan Kredivo, dalam semangat inovasi terbuka, adalah pendorong transformasi digital yang kuat dan dapat menawarkan produk dan layanan yang lebih baik kepada pelanggan," tutur CEO VietCredit, Ho Minh Tam.
Sebagai informasi, Vietnam merupakan salah satu negara dengan penetrasi kartu kredit terendah di Asia Tenggara, selain Indonesia dan Filipina. Baru sekitar 4,1 persen dari populasi yang tercatat memiliki kartu kredit.
Selain itu, kesenjangan kredit dan kurangnya pengetahuan tentang pembayaran digital menjadi tantangan tersendiri di negara tersebut. Karenanya, mayoritas transaksi masih dilakukan secara tunai.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perusahaan Induk Kredivo Siap Go Public Lewat Skema SPAC
Sebelumnya, perusahaan induk Kredivo, FinAccel, bersama VPC Impact Acquisition Holdings II (VPCB) sebagai Special Purpose Acquistion Company (SPAC) dengan didukung Victory Park Capital (VPC) baru mengumumkan telah memasuki tahap perjanjian definitif untuk penggabungan bisnis mereka.
Penggabungan ini nantinya akan membawa FinAccel menjadi perusahaan publik dengan valuasi mencapai USD 2,5 miliar, dengan asumsi tidak ada penebusan. Transaksi ini diharapkan dapat menghasilkan lebih dari USD 430 juta dalam bentuk tunai pada neraca keuangan perusahaan gabungan.
"Sebagai platform Buy Now Pay Later terdepan di Indonesia, Kredivo telah membangun kredibilitas kuat di industri pembiayaan berbasis point-of-sales yang tumbuh dengan cepat di Indonesia," tutur Co-Founder dan CEO FinAccel, Akshay Garg dalam keterangan resmi, Selasa (3/8/2021).
Sebagai informasi, Kredivo merupakan platform Buy Now, Pay Later di Indonesia dan memiliki rencana ekspansi ke pasar regional, seperti Vietnam dan Thailand dalam waktu dekat. Merchant mitra yang bekerja sama dengan Kredivo disebut mampu meningkatkan rata-rata jumlah pembelian hingga dua kali lipat dan peningkatan frekuensi transaksi hingga tiga kali lipat.
Advertisement
Kredivo Dapat Tambahan Dana Rp 1,4 Triliun dari Victory Park Capital
Untuk diketahui, Kredivo baru saja mendapatkan suntikan dana tambahan sebesar USD 100 juta (setara Rp 1,4 triliun) dari Victory Park Capital (VPC).
Sebelumnya pada Juli 2020, Kredivo dan telah mendapatkan pendanaan lini kredit dari Victory Park Capital dengan nilai USD 100 juta.
Dengan pendanaan terbaru ini, nilai keseluruhan lini kredit dari VPC naik menjadi USD 200 juta (setara Rp 2,8 triliun).
Dana kredit ini rencananya akan disalurkan oleh Kredivo kepada para penggunanya di Indonesia.
Bagi Kredivo, pendanaan lini kredit dari VPC merupakan yang terbeser hingga saat ini. Sementara bagi VPC, dana kepada Kredivo menjadi lini kredit terbesar yang pernah disalurkan ke perusahaan fintech di luar Amerika Serikat dan Eropa.
Kerja sama ini juga bersejarah bagi ekosistem kredit digital di Indonesia dan Asia Tenggara.
Pasalnya, di tengah dominasi model bisnis peer-to-peer lending di industri kredit tanpa jaminan (unsecured lending), transaksi antara VPC dan Kredivo jadi salah satu transaksi terbesar untuk kredit tanpa jaminan di Indonesia.
(Dam/Ysl)