Liputan6.com, Jakarta - AirAsia mulai terjun ke bisnis ride hailing dan layanan transportasi online, dengan meluncurkan layanan AirAsia Ride di Kuala Lumpur, Malaysia pada 24 Agustus pekan lalu.
Dengan demikian, AirAsia menjadi pesaing Gojek dan Grab, mengingat keduanya juga mengaspal di Malaysia.
AirAsia Ride mengklaim bisa memberikan kenyamanan yang lebih besar bagi penumpang, harga yang kompetitif, serta peluang pendapatan yang lebih besar bagi pengemudi.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, melansir laman newsroom AirAsia pada Rabu (1/9/2021), mereka mengatakan bahwa 100 persen armada pengemudi di layanan taksi online itu disebut sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Amanda Woo, CEO AirAsia Super App. mengatakan bahwa mereka memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih. Menurutnya, selama 20 tahun terakhir, mereka telah memperjuangkan mobilitas udara pada 700 juta orang di seluruh dunia.
"Dan dengan AirAsia Ride, kami bertujuan untuk memberdayakan orang untuk bergerak lebih mudah, memanfaatkan sepenuhnya teknologi AirAsia Super App untuk menikmati pengalaman yang luar biasa," ujarnya.
"Ini adalah bagian perjalanan transformasi digital yang berkelanjutan kami untuk menjadi super app top Asia Tenggara, melalui ekspansi regional kami ke Thailand dan mungkin Indonesia sesegera mungkin."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Potensi Terintegrasi dengan Layanan Lain
Lebih lanjut, Woo mengatakan ada potensi AirAsia Ride untuk terintegrasi dengan Teleport, cabang logistik mereka untuk melengkapi layanan logistik dan pengiriman.
Menurutnya, hal itu memanfaatkan pengemudi yang sama, sebagai efisiensi maksimum dan penghematan biaya, selain bersinergi dengan e-commerce vertikal.
"Inovasi produk menarik lainnya yang sedang dikembangkan adalah kemitraan dengan kendaraan listrik, untuk mempelopori dorongan keberlanjutan dalam mobilitas untuk Asean," ujarnya.
Lim Chiew Shan, CEO AirAsia Ride Malaysia mengatakan, yang membuat mereka berbeda dari yang lain adalah karena wawasan dan data unik yang mereka miliki.
"Karena posisi kami sebagai Super App yang memiliki maskapai penerbangan, dan memiliki produk vertikal yang kuat pada e-commerce, fintech, logistik, dan sekarang e-hailing," katanya.
Advertisement
1 Ringgit per Kilometer
Menurutnya, hal itu memungkinkan penumpang yang memesan layanan penerbangan, dapat memesan perjalanan mereka menuju atau dari bandara, tanpa harus meninggalkan AirAsia Super App.
Penumpang juga bisa memilih jenis kendaraan yang mereka sukai, karena mereka merasa memiliki berbagai komunitas sebagai bagian dari armada pengemudinya.
"Saya juga senang membagikan bahwa AirAsia Ride menerapkan konsep 'driver-forward' yang memungkinkan pengemudi meningkatkan pendapatan mereka secara keseluruhan dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik."
AirAsia juga menyebutkan, pengemudi dapat mengambil 85 persen dari tarif bersih (tidak termasuk biaya tol), yang diklaim lebih tinggi dari penyedia layanan transportasi online lainnya.
Di Malaysia, tarif perjalanan AirAsia ditetapkan rata-rata RM 1 (sekitar Rp 3400) per kilometer, tidak termasuk biaya tol. Fitur khusus juga memungkinkan penumpang untuk memesan "Allstar Ride" di mana mobil dikemudian oleh pilot dan awak kabin AirAsia.
(Dio/Isk)
Infografis 7 Cara Aman Naik Transportasi Publik Saat Pandemi
Advertisement