Liputan6.com, Jakarta Israel menghentikan penggunaan teknologi pelacak telepon yang kontroversial untuk melacak kemungkinan kasus Covid-19 varian Omicron.
Sebelumnya, Israel dikabarkan mengesahkan penggunaan teknologi pelacak ponsel tersebut, sebagai langkah darurat dalam mengatasi penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Baca Juga
Dilansir AP News, Jumat (3/12/2021), awal pekan ini pemerintah Israel mengumumkan beberapa langkah darurat demi menangani transmisi varian Omicron.
Advertisement
Mereka mengatakan, pembatasan perjalanan diberlakukan dan badan keamanan internal Israel Shin Bet, diizinkan memakai teknologi pemantauan telepon untuk melacak kontak orang yang terinfeksi varian Covid-19 tersebut.
Namun Kamis malam waktu setempat, kantor Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan bahwa pemantauan seluler akan berakhir tengah malam dan tidak diperpanjang.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Langgar Hak Privasi
Mengutip Times of Israel, pernyataan tersebut menegaskan pelacakan telepon "berkontribusi dalam sepekan terakhir untuk memutus rantai infeksi."
"Pengaktifan kembali lokasi (pelacakan) akan diperiksa sesuai keadaan morbiditas," kata pemerintah dalam pernyataan mereka.
Penghentian teknologi itu terjadi usai munculnya reaksi publik yang menentang penggunaan alat tersebut. Teknologi ini sendiri sebelumnya telah dikritik oleh kelompok-kelompok kebebasan sipil.
Kelompok hak asasi Israel juga mengecam penggunaan teknologi yang bisa melacak di mana seseorang, serta mengetahui telah dan dengan siapa ia bertemu.
Mereka menyebut, penggunaan teknologi semacam ini adalah pelanggaran hak privasi. Mahkamah Agung juga memutuskan di awal tahun ini bahwa penggunaannya dibatasi.
Beberapa anggota kabinet juga memberikan suaranya menentang penggunaan teknologi tersebut. Ombudsman pemerintah bahkan berpendapat bahwa cara itu tidaklah efektif.Â
Advertisement
Penggunaan Terbatas dan Singkat
Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz pun mengatakan di Twitter bahwa sejak awal dia mencatat bahwa "penggunaan alat ini akan terbatas dan singkat selama beberapa hari."
Horowitz mengatakan alat ini digunakan "untuk mendapatkan informasi mendesak untuk menghentikan infeksi dengan varian baru yang tidak diketahui."
Horowitz juga menambahkan, "selain melindungi kesehatan, kita harus melindungi privasi dan hak asasi manusia, bahkan di saat darurat."
Asosiasi Hak Sipil Israel pun menyambut baik keputusan tersebut. Mereka berharap bahwa ini adalah terakhir kalinya dinas rahasia digunakan untuk memantau warga negara.
Hari Kamis lalu, Kementerian Kesehatan Israel mengungkapkan sudah ada tiga kasus varian Omicron yang terkonfirmasi. Sekitar tiga lusin kemungkinan kasus lain tengah dalam pengujian.
(Dio/Isk)
Infografis Varian Baru Omicron Hantui Dunia
Advertisement