Liputan6.com, Jakarta - AstraZeneca baru saja mengumumkan antibodi yang dikembangkannya, yakni AZD7442 mampu mempertahankan aktivitas terhadap varian Omicron SARS-CoV-2 B.1.1.529. Hal itu didasarkan pada data penelitian praklinis terbaru.
Untuk diketahui, AZD7442 merupakan kombinasi long-acting antibody tixagevimab dikemas bersama cilgavimab. Adapun penelitian dilakukan ini secara independen oleh peneliti di Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi Amerika Serikat, FDA (Food and Drug Administration).
Baca Juga
Dari penelitian tersebut diketahui Inhibitory Concentration 50 (IC50), sebagai ukuran potensi suatu antibodi dalam menetralisir, ditemukan sebesar 171 ng/ml dan 277 ng/ml dalam dua tes konfirmasi pada kisaran titer penetral yang ditemukan pada penyintas Covid-19.
Advertisement
Sementara IC50 AZD7442 untuk galur asli SARS-CoV-2, yang sebelumnya disebut galur Wuhan, masing-masing sekitar 1,3 ng/ml dan 1,5 ng/ml.
Selain itu, data awal yang dihasilkan dari pengujian pseudovirus pada protein spike varian Omicron penuh terhadap tixagevimab dan cilgavimab. Data itu menambah bukti praklinis AZD7442 mempertahankan aktivitas terahdap varian of concern yang diuji saat ini.
"Studi ini menunjukkan AZD7442 mempertahankan aktivitas netralisasi terhadap varian Omicron. Dengan menggabungkan dua antibodi kuat dari aktivitas berbeda dan saling melengkapi untuk melawan virus SARS-CoV-2, AZD7442 dirancang untuk menghindari potensi resistensi dengan munculnya varian baru," tutur Executive Vice President BioPharmaceuticals R&D AstraZeneca, Mene Pangalos dalam keterangan resminya, Rabu (22/12/2021).
Untuk saat ini, AstraZeneca pun terus mengumpulkan data lebih lanjut untuk memahami implikasinya dalam praktik klinis. Analisis tambahan untuk mengevaluasi AZD7442 terhadap varian Omicron sedang dilakukan AstraZeneca bersama laboratorium pihak ketiga.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dapat EUA di Amerika Serikat
AZD7442 sendiri telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di AS pada Desember 2021 untuk pencegahan pra-paparan Covid-19 pada orang dengan gangguan kekebalan sedang hingga parah karena kondisi medis atau obat imunosupresif.
Selain itu, antibodi juga dimungkinkan untuk orang yang mungkin tidak memiliki kekebalan memadai terhadap vaskinasi Covid-19, serta orang-orang yang tidak direkomendasikan mendapatkan vaksinasi. Dosis pertama antibodi ini diharapkan bisa tersedia dalam beberapa hari mendatang.
Uji coba pengobatan rawat jalan fase III dari AZD7442 TACKLE turut menunjukkan ada pengurangan risiko dari Covid-19 yang parah atau kematian sebesar 50 persen, dibandingkan dengan plasebo pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 gejala ringan hingga sedangselama tujuh hari atau kurang.
(Dam/Tin)
Advertisement