Liputan6.com, Jakarta - Crazy rich Elon Musk kembali lagi menarik perhatian dengan aksi nyelenehnya. Usai mengumumkan jadi membeli Twitter, orang terkaya di dunia versi Forbes itu baru-baru ini mengumumkan bahwa dirinya menjual parfum.
Parfum ini sendiri ia namakan "Burnt Hair" atau dalam Bahasa Indonesia berarti "Rambut Terbakar," dan dijual lewat situs perusahaan miliknya, The Boring Company.
Baca Juga
"Tolong beli parfum saya, jadi saya bisa beli Twitter," katanya lewat sebuah cuitan berseloroh di akun Twitter-nya.
Advertisement
CEO Tesla dan SpaceX ini bahkan sampai mengganti bio Twitter-nya dengan "perfume salesman" atau "penjual parfum."
Barang ini dijual dengan harga USD 100 atau sekitar Rp 1,5 juta per botol, dan baru akan dikirimkan mulai kuartal pertama 2023, menurut keterangan di situs The Boring Company.
Diumumkan di hari Selasa pekan ini, Elon mengklaim parfum tersebut sudah terjual 10 ribu botol hanya dalam waktu enam jam.
The finest fragrance on Earth!https://t.co/ohjWxNX5ZC pic.twitter.com/0J1lmREOBS
— Elon Musk (@elonmusk) October 11, 2022
Dikutip dari USA Today, Jumat (14/10/2022), perusahaan mengklaim produk ini bahkan menghasilkan USD 1 juta dalam waktu yang cepat. Lalu di hari Rabu waktu setempat, Elon mengklaim sudah menjual 20 ribu botol wewangian.
Di keterangan tentang parfum ini disebutkan bahwa wewangian tersebut "seperti bersandar di atas lilin di meja makan, tetapi tanpa semua kerja keras."
Slogan lainnya yang dituliskan untuk mempromosikan parfum tersebut adalah: "Menonjol di tengah keramaian! Dapatkan perhatian saat Anda berjalan melewati bandara.
The Boring Company sendiri sebenarnya adalah perusahaan besutan Elon Musk, yang bergerak di bidang layanan infrastruktur dan konstruksi terowongan.
Meski begitu, mengutip Page Six, ini bukan pertama kalinya The Boring Company digunakan Elon Musk untuk menjual sesuatu di luar sektor pekerjaan perusahaan yang seharusnya.
Tahun 2018, Elon Musk melalui The Boring Company menjual flamethrower atau penyembur api, yang ia sebut akan "merevolusi barbekyu."
Tak cuma The Boring Company, Tesla pun juga kerap menjual barang-barang selain mobil atau yang berkaitan dengan teknologi. Di 2020, Musk menjual celana pendek satin di Tesla.
Elon Musk Jadi Beli Twitter
Elon Musk sendiri sebelumnya dikabarkan bakal melanjutkan pembelian perusahaan media sosial Twitter, setelah sebelumnya sempat bersitegang akibat kabar dibatalkannya proses tersebut.
Dalam pengajuan yang dikonfirmasi di Securities and Exchange Commission (SEC), tercatat transaksi akan dilakukan di harga USD 54,20 per saham alias sesuai dengan kesepakatan awal keduanya.
Di pengajuan SEC, Musk mengatakan akan "melanjutkan penutupan transaksi" dengan syarat yang ia negosiasikan dengan Twitter pada bulan April, selama gugatan yang diajukan perusahaan media sosial itu terhadapnya untuk memaksa menutup kesepakatan, ditunda.
Dilansir The Verge, dikutip Rabu (5/10/2022), pengajuan ini menyusul laporan Bloomberg yang menyebut bos Tesla itu, akan menutup kesepakatan di bawah persyaratan asli yang diusulkannya pada Bulan April, sebelum upaya pembatalan.
Selasa malam waktu setempat, Musk di akun Twitter-nya mengunggah cuitan yang menunjukkan ketertarikannya dengan ide memiliki Twitter.
"Membeli Twitter adalah akselerator untuk membuat X, aplikasi segalanya," kata Musk melalui akun resminya.
Â
Advertisement
Dikonfirmasi Twitter
Sementara, menanggapi kabar dilanjutkannya pembelian oleh Elon Musk, akun Twitter's Investor Relations juga telah mengonfirmasi akan menutup transaksi tersebut.
"Kami menerima surat dari pihak Musk yang telah mereka ajukan ke SEC. Tujuan perusahaan adalah untuk menutup transaksi pada USD 54,20 per saham," tulis akun tersebut di Twitter.
Sebelumnya, Elon Musk dan Twitter sempat berseteru setelah CEO SpaceX itu menyatakan tidak jadi membeli perusahaan media sosial tersebut. Keduanya bahkan memiliki jadwal di pengadilan.
Alasan pembatalan pembelian, secara garis besar, seperti mengutip The Verge, Minggu (7/8/2022), dokumen dari kubu Musk mengklaim Twitter berbohong mengenai statistik yang mencerminkan jumlah pengguna aktif dan jumlah bot.
"Tindakan ini (pembatalan) muncul dari pernyataan keliru Twitter kepada pihak Musk mengenai kondisi perusahaan dan metrik utama yang dipakai Twitter untuk mengevaluasi jumlah pengguna di platformnya," kata dokumen pihak Elon Musk.
Â
Sempat Menantang Debat CEO Twitter
Disebutkan dalam dokumen pula, pihak Musk bernegosiasi untuk membuktikan kebenaran pengungkapan Twitter pada SEC. Namun, pengungkapan tersebut jauh dari kebenaran.
"Sebaliknya, (pengungkapan) mengandung banyak kesalahan representasi atau kelalaian material yang mendistorsi nilai Twitter dan penyebabkan Pihak Musk setuju untuk mengakuisisi perusahaan dengan harga yang lebih tinggi," katanya.
Elon Musk bahkan diketahui sempat menantang CEO Twitter Parag Agrawal, untuk melakukan debat terbuka terkait persentase bot di platform media sosial tersebut.
Pihak jejaring sosial tersebut pun juga sudah menyatakan menggugat Elon Musk, Selasa (12/7/2022), karena dinilai melanggar kesepakatan senilai USD 44 miliar (Rp 659 triliun).
(Dio/isk)
Advertisement