10 Modus Penipuan di Facebook dan Cara Menghindarinya

Pengguna Facebook, yuk pelajari dan pahami 10 modus penipuan di Facebook ini dan cara menghindarinya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Feb 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2024, 09:30 WIB
Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)
Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook menjadi salah satu jejaring sosial paling banyak digunakan di dunia. Statista menyebut saat ini Facebook dipakai lebih dari 3 miliar pengguna di dunia.

Para penggunanya aktif mengunggah berbagai hal di media sosial buatan Mark Zuckerberg ini setiap harinya.

Karena jumlah pengguna yang masif, demografi pengguna Facebook juga beragam. Termasuk orang-orang yang belum terlalu paham akan keamanan digital.

Padahal makin banyak pengguna suatu layanan digital, makin tinggi pula potensi kejahatan siber yang mengintai dengan berbagai modusnya.

Kejahatan siber yang menarget pengguna mulai dari phishing, janji giveaway bodong, hingga penipuan yang akhirnya menyasar kerugian finansial, pencurian identitas sampai ke kebocoran data pribadi.

Berikut Tekno Liputan6.com rangkum 10 modus penipuan dan kejahatan siber di Facebook dan cara menghindarinya, seperti dikutip dari Gizchina, Kamis (15/2/2024).

1. Phishing

Penipuan bermodus phishing bertujuan untuk mendapatkan informasi sensitif korban, mulai dari kredensial login, detail kartu kredit, atau data pribadi dengan cara menjebak korban masuk ke website tiruan.

Dalam penipuan bermodus phishing, korban dibuat seolah mendapatkan pesan atau notifikasi yang ujung-ujungnya mengajak mereka klik link berbahaya atau halaman palsu. Yang jika diklik, justru akan memberikan data-data rahasia tersebut ke pihak ketiga.

Untuk menghindari metode ini, pengguna perlu memverifikasi keaslian pesan dan sebisa mungkin hindari untuk tidak klik link tersebut.

2. Giveaway Palsu

Siapa yang tak suka dengan janji-janji hadiah atau giveaway dari seleb terkenal? Tapi kamu juga harus hati-hati.

Pasalnya, penipu kerap memakai modus giveaway palsu untuk menjaring korban yang tergiur dengan iming-iming hadiah ini, padahal hanya ingin mendapatkan keuntungan pribadi. Misalnya mendapatkan tanda suka, share, atau informasi pribadi dari si korban.

Untuk menghindari terjerat modus ini, pengguna harus kritis dan skeptis terhadap berbagai iming-iming hadiah yang ditawarkan secara cuma-cuma. Oleh karenanya, selalu pastikan kebenaran entitas yang membuat giveaway sebelum tergiur mengikutinya.

3. Penipuan Bermodus Romansa

Ilustrasi Facebook
Facebook (JUSTIN SULLIVAN / AFP)

Pernah dengar kisah pria bule mencari cinta di Facebook dan seolah jatuh cinta dengan si korban? Padahal sebenarnya pria dalam romansa tersebut hanya ingin uang dari si korban. Modus ini cukup sering ditemukan di media sosial.

Untuk menghindarinya, hati-hati tiap berinteraksi online dengan orang asing dan jangan pernah kirim uang ke "teman kencan" yang dikenal dari medsos.

Kamu juga perlu ingat, kalau ada orang yang meminta uang oleh teman kencan online padahal belum pernah ketemuan, ini patut diwaspadai.

4. Menyamar Jadi Keluarga

Mode penipuan lain yang mungkin terjadi adalah si penipu membuat profil tiruan dari seseorang. Misalnya mengaku sebagai teman, keluarga, atau tokoh publik untuk mendapatkan uang atau mengungkap informasi pribadi si korban.

Mode serangan ini kerap mengeksploitasi kepercayaan dan rasa kekeluargaan agar si korban percaya dan akhirnya memberikan uang.

Untuk menghindari modus ini, pastikan untuk selalu memverifikasi kebenaran identitas orang-orang yang berinteraksi dengan kita di media sosial, terutama Facebook.

5. Berita Bohong dan Hoaks

Facebook
Ilustrasi logo Facebook sebagai salah satu platform layanan Meta. (Sumber foto: Pexels.com).

Penyebaran misinformasi dan berita bohong kerap menggiring pengguna untuk percayai informasi bohong sebagai fakta.

Modus ini kerap memakai headline sensasional untuk menarik perhatian korbannya.

Untuk menghindari misinformasi dan berita bohong, pastikan untuk selalu mengecek kredibilitas dari sumber-sumber berita yang kita baca. Apalagi kalau kita mau membagikannya ke orang lain.

6. Penipuan Clickbait

Penipuan clickbait kerap menggunakan headline sensasional untuk menipu pengguna mengklik link atau mengarahkan ke website berbahaya.

Penipuan ini mungkin menjanjikan konten eksklusif untuk menarik minat pengguna mengkliknya.

Oleh karena itu, untuk menghindari clickbait, selalu berhati-hati dalam mengklik link. Pastikan kebenaran informasi sebelum mengekliknya.

7. Unduhan Aplikasi Berbahaya

Ilustrasi media sosial, facebook
Ilustrasi media sosial, facebook. (Image by jannoon028 on Freepik)

Aplikasi berbahaya yang diunduh dalam bentuk apk kerap jadi ancaman buat pengguna. Modus penipuan ini adalah menginfeksi perangkat pengguna dengan malware, software mata-mata, hingga software berbahaya.

Aplikasi-aplikasi berbahaya ini lalu meminta akses ke berbagai data pengguna tanpa disetujui si pengguna.

Untuk melindungi diri dari aplikasi berbahaya ini, pastikan untuk selalu unduh aplikasi dari sumber terpercaya. Misalnya dari Google Play Store atau App Store.

8. Penipuan Berbasis Investasi Bodong

Penipuan investasi bodong menarget pengguna dengan menjanjikan keuntungan besar, padahal sebenarnya adalah investasi bodong.

Penipuan ini sangat mungkin melibatkan perusahaan-perusahaan investasi palsu, skema ponzi, atau penipuan kripto demi keuntungan si penipu.

Untuk menghindari penipuan bermodus investasi bodong ini, lakukan riset dan penggalian informasi dengan teliti dan dapatkan saran dari ahli keuangan terpercaya sebelum menginvestasikan uang atau membagikan informasi keuangan online.

9. Penipuan Berbasis Survei

Facebook, Logo Facebook
Facebok, Logo Facebook. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Penipuan berbasis survei kerap menjanjikan korban dengan insentif atau hadiah, dan ditukar dengan data-data pribadi untuk keperluan "penelitian".

Jenis penipuan ini kemungkinan mengumpullkan informasi sensitif untuk pencurian identitas atau mengarahkan pengguna ke website jahat yang berupaya mengumpulkan informasi pribadi korban.

Untuk menghindarinya, terus waspada ketika memberikan informasi pribadi secara online dan memverifikasi kebenaran survei sebelum mau berpartisipasi.

10. Peretasan dan Phishing

Peretasan akun dan phishing melibatkan akses tidak berizin ke akun pengguna Facebook melalui pencurian password, social engineering, pesan pribadi, atau data pribadi yang disimpan di akun yang telah diretas.

Untuk menghindari dari jenis peretasan ini, pastikan selalu pakai password yang unik, kuat, serta mengaktifkan metode keamanan two-factor authentication serta waspada kalau ada hal-hal tak wajar di akun Facebook kamu.

Infografis skandal kebocoran data Facebook
Infografis skandal kebocoran data Facebook
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya