Liputan6.com, Jakarta - TikTok saat ini menjadi salah satu platform paling populer di Indonesia terutama bagi kalangan muda. Tapi, di balik popularitasnya, TikTok juga tidak luput dari masalah, seperti menyebarnya konten negatif yang berbahaya, konten kekerasan seksual, atau juga video yang tidak pantas untuk dilihat publik.
Secara sistem TikTok, sebenarnya aplikasi TikTok akan membatasi ruang untuk konten yang diunggah dengan tujuan yang negatif.
Advertisement
Baca Juga
Namun, jika kamu masih menemukan konten yang melanggar aturan di platform ini, sebagai pengguna, kamu punya peran penting untuk menjaga komunitas tetap aman dan nyaman.
Advertisement
Berikut cara mudah untuk melaporkan konten tersebut dari aplikasi TikTok menurut TikTok Indonesia:
- Klik Tombol “Bagikan” atau “Share”: Pada bagian bawah video, kamu akan melihat ikon panah untuk membagikan konten, Klik ikon ini untuk membuka menu tambahan.
- Pilih Opsi “Laporkan” atau “Report”: Setelah menu muncul, cari dan pilih opsi “Laporkan”. Pengguna juga bisa melaporkan akun langsung dengan membuka profil mereka, klik ikonn titik tiga di pojok kanan atas, lalu pilih “Laporkan”.
- Pilih Alasan Pelaporan: TikTok bakal meminta kamu untuk milih alasan pelaporan. Pilih kategori yang paling sesuai.
- Kirim dan Tunggu Tindak Lanjut: Setelah mengirim alasan, klik Kirim dan TikTok akan memproses laporan kamu.
Melaporkan konten negatif tidak hanya membantu melindungi diri sendiri, tapi juga jutaan pengguna lain. Apalagi, TikTok punya pedoman komunitas yang tegas dan mereka berkomitmen untuk menindaklanjuti pelanggaran.
Jadi, jangan ragu untuk lapor kalau kamu menemukan hal yang tidak beres atau konten negatif di TikTok.
TikTok Dilarang di Kanada, Ada Apa?
Sebelumnya diketahui, TikTok, aplikasi berbagi video terpopuler di dunia saat ini diminta untuk setop beroperasi di Kanada.
Mengutip Engadget, Kamis (7/11/2024), alasan TikTok diminta setop beroperasi karena pemerintah Kanada menganggap aplikasi dan induk perusahaannya, ByteDance, berisiko terhadap keamanan nasional.
Meski demikian, Kanada masih mengizinkan aplikasi TikTok tetap dapat diakses, sementara tindakan hukum lebih lanjut tengah dipertimbangkan.
Menteri Inovasi, Sains, dan Industri Kanada, François-Philippe, mengungkap, "keputusan ini didasarkan pada bukti dikumpulkan selama proses peninjauan serta rekomendasi dari komunitas keamanan dan intelijen Kanada."
Pernyataan ini muncul ditengah kekhawatiran semakkin meluas mengenai potensi pengumpulan data pengguna oleh TikTok, dan dianggap dapat diakses oleh pemerintah China.
Sebelum ini, Kanada telah melarang pegawai pemerintahan mereka men-download TikTok di perangkat pribadi mereka, kebijakan serupa juga diambil oleh Amerika Serikat.
Hingga kini, TikTok, melalui juru bicaranya, menyatakan akan menantang kebijakan tersebut. "Menutup kantor TikTok di Kanada dan kehilangan ratusan pekerjaan bukanlah solusi adil," ucap juru bicara perusahaan.
Tak hanya itu, keputusan ini juga dapat mempengaruhi banyak konten kreator yang mengandalkan platform tersebut sebagai sarana ekspresi dan sumber penghasilan.
Advertisement
7 Keluarga Ini Gugat TikTok Gagal Hapus Konten Berbahaya
Tidak hanya itu, pada sisi lain, tujuh keluarga di Prancis mengajukan gugatan terhadap raksasa media sosial TikTok. Mereka menuduh platform tersebut mengekspos anak-anak remaja ke konten berbahaya.
Dikutip dari Reuters, Selasa (5/11/2024), konten tersebut dianggap menyebabkan dua dari mereka bunuh diri pada usia 15 tahun.
"Gugatan tersebut menuduh algoritme TikTok mengekspos tujuh remaja ke video yang mempromosikan bunuh diri, melukai diri sendiri, dan gangguan makan," kata pengacara Laure Boutron-Marmion.
Keluarga tersebut mengambil tindakan hukum bersama di pengadilan Créteil. Boutron-Marmion mengatakan itu adalah kasus kelompok pertama di Eropa.
"Orangtua ingin tanggung jawab hukum TikTok diakui di pengadilan. Ini adalah perusahaan komersial yang menawarkan produk kepada konsumen yang juga masih di bawah umur. Oleh karena itu, mereka harus bertanggung jawab atas kekurangan produk tersebut," Laure menegaskan.