Top 3 Tekno: Fitur Daily Listen Google hingga Headset Canggih untuk Tunanetra

Kabar Google yang tengah melakukan uji coba fitur Daily Listen yang bisa mengubah tampilan Discover menjadi podcast profesional, bikin penasaran para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com.

oleh Iskandar diperbarui 13 Jan 2025, 11:30 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2025, 11:30 WIB
Google Podcast (Google)
Google Podcasts (Google)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kabar Google yang tengah melakukan uji coba fitur Daily Listen yang bisa mengubah tampilan Discover menjadi podcast profesional, bikin penasaran para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Minggu (12/1/2024) kemarin.

Berita lain yang juga popular yaitu mengenai perangkat DotLumen, sebuah headset canggih untuk navigasi dan tracking tunanetra.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Google Uji Fitur Daily Listen, Sulap Tampilan Discover Jadi Podcast

Google melakukan eksperimen terbaru di Search Labs, bernama 'Daily Listen', yang diklaim bisa mengubah tampilan Discover menjadi podcast profesional yang dipersonalisasi.

Discover, fitur feed kurasi di perangkat seluler, menampilkan artikel dan video yang dianggap relevan dengan minat pengguna berdasarkan riwayat pencarian dan aktivitas lainnya.

Fitur baru ini, seperti yang dilansir 9to5Google, Minggu (12/1/2025), mirip dengan fitur yang dirilis untuk NotebookLM tahun lalu, di mana mampu mengubah materi menjadi podcast dengan dua pembawa acara yang berinteraksi layaknya manusia.

Daily Listen akan menghasilkan episode podcast berdurasi sekitar lima menit yang memberikan ringkasan informasi terbaru seputar topik yang sering diikuti pengguna.

Untuk mencoba fitur ini, pengguna harus bergabung dengan Search Labs. Caranya cukup mengetuk ikon labu di kiri atas aplikasi Google. Setelah aktif, kartu Daily Listen akan muncul di bawah bilah pencarian di aplikasi Google untuk Android dan iOS.

Dengan sekali ketuk, podcast akan dibuat, menampilkan transkrip teks dan kontrol audio.

Baca selengkapnya di sini 

 

2. DotLumen, Headset Canggih untuk Navigasi dan Tracking Tunanetra

Credit: DotLumen
Credit: DotLumen... Selengkapnya

Sebuah headset canggih yang diperuntukkan untuk penyandang tunanetra dipamerkan di ajang Consumer Electronics Show (CES) 2025 di Las Vegas, Amerika Serikat.

Perangkat bernama DotLumen ini menyerupai perangkat VR berukuran besar, memiliki unit depan yang bisa dilekatkan di dahi pengguna.

Sementara sebuah unit daya dan pemrosesan yang cukup besar di bagian belakang berfungsi menyeimbangkan berat perangkat saat digunakan berjalan.

Di bagian depan DotLumen, ada enam kamera computer vision (tiga untuk jarak dekat dan tiga untuk jarak jauh) yang menurut sang pendiri Cornel Amariei, terinspirasi dari sistem yang digunakan Tesla.

Dilansir Engadget, Minggu (12/1/2025), prioritas utama DotLumen adalah untuk pencegahan tabrakan, menghindarkan pengguna dari pejalan kaki lain, dan menjauhi rintangan di jalan. Jadi, headset ini bisa untuk navigasi dan tracking tunanetra.

Di bagian depan headset, terdapat serangkaian 'lengan kecil' yang bersentuhan dengan dahi pengguna, masing-masing terhubung ke motor getar.

Baca selengkapnya di sini 

 

3. Mahkamah Agung AS Cenderung Dukung Larangan TikTok Terkait Keamanan Nasional

Karyawan TikTok di Singapura
Karyawan TikTok di Singapura. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Mahkamah Agung AS tampak condong untuk mempertahankan undang-undang yang akan memaksa penjualan atau melarang aplikasi video pendek populer, TikTok, pada 19 Januari 2025. Para hakim fokus pada kekhawatiran keamanan nasional terkait China yang memicu tindakan keras tersebut.

Selama kurang lebih 2,5 jam argumen, sembilan hakim mencecar pengacara yang mewakili TikTok, perusahaan induknya asal China, ByteDance, dan para pengguna aplikasi mengenai risiko pemerintah China memanfaatkan platform tersebut untuk memata-matai warga Amerika dan melakukan operasi pengaruh terselubung, sembari menyelidiki kekhawatiran kebebasan berbicara.

"Apakah kita harus mengabaikan fakta bahwa induk perusahaan pada akhirnya tunduk pada pekerjaan intelijen untuk pemerintah China?," tanya Ketua Mahkamah Agung konservatif, John Roberts, kepada Noel Francisco, pengacara TikTok dan ByteDance.

Perusahaan dan pengguna mengajukan gugatan untuk memblokir undang-undang yang disahkan oleh Kongres dengan dukungan bipartisan yang kuat tahun lalu dan ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Mereka mengajukan banding atas putusan pengadilan yang lebih rendah, menguatkan undang-undang tersebut dan menolak argumen mereka bahwa undang-undang itu melanggar amandemen pertama Konstitusi AS yang melindungi kebebasan berbicara dari pembatasan pemerintah.

Baca selengkapnya di sini 

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya