Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Arvada di Colorado, Amerika Serikat, kini memanfaatkan perangkat pelacak AirTag untuk mengurangi angka pencurian kendaraan.
Sejak dirilis pada 2021, AirTag dipakai untuk menghindari pencurian mobil. Namun di sisi lain, ada juga pencuri kendaraan yang memanfaatkan AirTag untuk mencuri mobil.
Baca Juga
Terlepas dari itu, tracker besutan Apple itu telah membantu merevolusi bagaimana mobil yang dicuri dapat ditemukan dengan cepat.
Advertisement
Mengutip Apple Insider, Rabu (22/1/2025), tingkat kesuksesan AirTag dalam menghindarkan pencurian mobil per 19 Januari 2025 di Arvada membuat pihak kepolisian setempat membagi-bagikan AirTag ke anggota komunitas setempat.
Meski laporan tersebut menyebutkan bahwa mereka diberi AirTag, rekaman sebenarnya mengungkap kalau tracker yang dibagikan campuran, yakni pelacak Apple dan Tile.
Sayangnya, tidak ada rincian berapa banyak perangkat AirTag yang dibeli oleh polisi. Namun, setengah dari tracker yang ada, diberikan secara cuma-cuma di acara tersebut.
Selain membagikan AirTag dan alat pelacak lainnya, polisi juga membagikan stiker mobil bertuliskan "Peringatan - Dilengkapi Pelacak: Kendaraan ini dapat dilacak oleh polisi jika dicuri!"
Warga setempat yang mobilnya pernah dicuri menyebut, ia mendukung program bagi-bagi AirTag itu. Ia berharap program ini bisa memberikan efek jera.
AirTag Jadi Perangkat Wajib
Sejak pertama kali dirilis pada 2021, AirTag menjadi persyaratan umum bagi mereka yang bepergian dan pemilik mobil.
Ada banyak masalah mengenai AirTag yang dipakai untuk menguntit, namun hal ini juga terjadi pada pelacak-pelacak yang ada.
Apple pun mengembangkan tindakan anti-penguntitan sejak awal,meski perusahaan terus menyempurnakannya.
Selama empat tahun keberadaannya, AirTags telah membuat banyak mobil curian ditemukan kembali. Namun, banyak juga kasus anak-anak ditangkap karena berbagai kasus pencurian hingga kasus bagasi hilang di maskapai.
Salah satu contoh kasusnya, AirTags berguna bagi pengguna sehingga maskapai Lufthansa mencoba melarang penggunaan alat pelacak ini, meski kemudian larangan ini dicabut.
Pada 2025 ini, Apple disebut-sebut akan meningkatkan kemampuan AirTagnya. Meski desainnya tidak berubah, mungkin AirTags akan diperbarui dengan akurasi lokasi dan jangkauan yang lebih jauh.
Advertisement
Apple Mau Bangun Pabrik AirTag di Indonesia
Sementara itu, bicara tentang AirTag, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, mengungkap telah bertemu Nick Amman, Vice President of Global Policy Apple.
Dalam pertemuan tertutup tersebut, Rosan mengatakan telah ada kesepakatan investasi dengan Apple untuk membangun pabrik di Batam.
"Pada intinya mereka berkomitmen penuh untuk pembangunan tahap pertama vendor AirTag senilai USD 1 miliar," ujar Rosan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, sebagaimana dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, Rabu (8/1/2025).
Dia menjelaskan, nantinya 65 persen dari kebutuhan Apple AirTag global akan diprodukksi dari pabrik berdiri di Batam. Disebutkan, ini adalah langkah awal investasi Apple ke Indonesia dengan nilai sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 16 triliun.
"Rencana pembangunan pabrik Apple di Batam jadi satu langkah positif. Harapannya, ke depan bisa memboyong lebih banyak vendor untuk membangun pabrik di Tanah Air," ucapnya.
Target Operasional Pabrik AirTag
Rosan menambahkkan, lokasi pabrik telah ditentukan dan pembangunan akan dimulai tahun ini. Targetnya, pabrik AirTag di Batam sudah rampung pada awal 2026 dan langsung mulai beroperasi.
"Tanahnya sudah mereka lihat, tadi saya juga sempat diberikan informasi tentang lokasi tersebut. Kalau dimulai sesuai rencana, awal tahun 2026 pabrik ini sudah selesai," ungkapnya.
Pabrik AirTag di Batam ini diharapkan menjadi langkah awal strategis untuk memperluas jejak investasi Apple, dan memuluskan rencana perusahaan untuk memenuhi syarat TKDN agar iPhone 16 series resmi dijual di Indonesia.
Tidak hanya itu, pembangunan pabrik Apple di Batam juga disebut-sebut berpotensi mengundang vendor-vendor lain untuk turut membangun fasilitas manufaktur di Tanah Air.
“Ini adalah yang pertama, dan berikutnya kita akan mengundang vendor-vendor lainnya. Harapannya, komitmen investasi Apple yang dimulai dengan USD 1 miliar ini bisa terus meningkat,” tutur Rosan optimis.
Advertisement