Detik-detik Truk Terbalik Hingga 17 Pelajar di Tapanuli Tewas

Polsek Manduaman, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara tetapkan sopir truk nahas hingga mengakibatkan 17 pelajar tewas sebagai tersangka.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Mei 2015, 13:33 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2015, 13:33 WIB
(Lip6 Siang) Kecelakaan
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Tapanuli Tengah - Polsek Manduaman, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara menetapkan sopir truk nahas yang terbalik hingga mengakibatkan 17 pelajar tewas sebagai tersangka.

Dalam video amatir yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (29//5/2015), menunjukkan detik-detik sesaat truk bak terbuka yang biasa membawa tandan kelapa sawit terbalik dan menewaskan 17 siswa SMP dan SMA dari putra putri para karyawan PT Sinar Gunung Sawit Raya, Mandua Mas, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Truk yang biasa mengangkut tandan kelapa sawit ini memang menjadi andalan. Tiap jam sekolah truk ini bertugas mengantar dan menjemput para siswa karyawan PT Sinar Gunung Sawit Raya. Puluhan siswa ini setiap harinya berdiri di bak truk.

Namun Kamis 28 Mei kemarin roda truk bagian depan kanan terlepas dari tromolnya. Apakah karena sang pengemudi membawa truk dengan kecepatan tinggi, belum diketahui penyebabnya. Saat truk terbalik, puluhan siswa terjepit oleh bak truk yang teronggok di parit sedalam 4 meter.

Tangisan histeris keluarga dan warga yang berada dalam naungan satu perusahaan itu pun pecah di lokasi, sementara sopir truk bernama Rahmadani tidak menderita luka berarti. Kini sang sopir sudah ditetapkan menjadi tersangka.

"Malam ini 1 orang kita tetapkan menjadi tersangka dan kita jerat dengan Pasal 359 yang mengakibatkan orang meninggal dunia," kata Kapolres Tapanuli Tengah AKBP Bony Sirait.

Sementara itu, petinggi perusahaan yang diperiksa tetap yakin kondisi truknya masih laik jalan.

"Kondisi sebenarnya masih laik pakai," ujar Boktare Tua Sihotang, Manajer PT Sinar Gunung Sawit Raya

Warga dan karyawan perkebunan sawit sebenarnya sudah pernah mengusulkan agar truk yang biasa antar jemput putra putri mereka diganti dengan yang baru, tapi perusahaan sawit terbesar di Kabupaten Tapanuli Tengah itu belum juga mengabulkan hingga terjadi peristiwa tragis ini. (Mar/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya