Kekeringan, Jemaah Ponpes Sumsel Salat Meminta Hujan

Jemaah dengan khusyuk berdoa dengan imam usai menggelar salat meminta hujan di Ponpes Al Muluk Khoir, Ogan Komering Ilir, Sumsel.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Jul 2015, 02:19 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2015, 02:19 WIB
20150729-Kekeringan-Sumsel
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Ogan Komering Ilir - Sekitar 200 anggota jemaah dengan khusyuk berdoa bersama imam usai menggelar salat meminta hujan atau salat istisqa di Pondok Pesantren Al Muluk Khoir, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan siang tadi.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Rabu (29/7/2015), bahkan tidak sedikit yang menitikkan air mata karena berharap hujan segera turun. Salat meminta hujan ini digelar karena kawasan ini mengalami kekeringan setelah dilanda kemarau panjang, sehingga warga kesulitan mendapatkan air.

Karena mengalami kekeringan pula, warga Desa Kutu, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat harus menghadapi bahaya demi mendapatkan air bersih.

Untuk seember air, mereka rela menantang bahaya dengan mengambil air bersih di tebing curam yang berada di pinggir laut lepas. Mendapatkannya pun  perlu perjuangan. Para warga harus menempuh jarak hingga 4 kilometer demi 1 ember air bersih.

Mereka pun harus melewati bukit batu yang gersang dan teriknya panas matahari pada siang hari. Hal ini dilakukan hampir setiap hari dalam 2 bulan terakhir. Desa Kutu adalah 1 dari ratusan desa di Lombok Timur yang mengalami kekeringan terparah.

Di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, demi mendapatkan air bersih, setiap warga yang tinggal di perbukitan Selopa-Mioro perlu mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah. Uang ini digunakan untuk membeli selang agar bisa menyedot air yang jaraknya mencapai 2 km dari rumah mereka.

Hal ini juga tidak mudah karena mereka harus menyedot selang dengan mulut agar air bisa mengalir dari 1 sumber air yang tersisa. Mereka pun harus sabar karena harus menunggu berjam-jam agar kebutuhan air terpenuhi.

Kekeringan setelah dilanda kemarau panjang juga berlangsung di Bali. Ratusan hektare sawah di Subak Jati, Kabupaten Jembrana mengalami kekeringan. Beberapa petak sawah mengalami kering kerontang, padahal tanaman padi rata-rata sudah berusia 1 hingga 2 bulan. Kini semuanya terancam mati dan petani akan mengalami gagal panen. (Vra/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya