Liputan6.com, Bojonegoro - Sebanyak 55 keluarga mengikuti ruwatan massal di Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (4/11/2015), para peserta memulai dengan sungkem pada seorang dalang yang memandu acara, diikuti pemberian kain putih atau mori yang menandakan kesucian pada hati.
Baca Juga
Prosesi dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon Batara Kala. Di sana diceritakan Sang Batara Kala mengejar Dewa Kumara, anak dari Dewa Siwa.
Advertisement
Saat mengejar sampai lelah Batara Kala akhirnya melewati pagelaran wayang kulit dan karena lapar memakan sesajen yang disediakan. Ia pun lalu berjanji tak akan kembali membawa marabahaya bagi sanak keluarganya.
Pagelaran wayang kulit selesai, dalang lalu membuang telur dan kembang 7 rupa sebagai simbol hilangnya kesialan. Dilanjutkan dengan potong rekma atau potong rambut bagi anak yang diruwatkan, setelah itu satu keluarga dimandikan dengan air yang diambil dari 7 sumber mata air.
Setelah itu menari ketupat yang menyimbolkan hilangnya sengkala atau kesialan dari lingkungan keluarga. Dalam kepercayaan Jawa, ruwatan buang sengkala dilakukan pada anak ontang anting atau anak satu, Pandawa lima atau anak 5 laki laki semua serta kedono kedini, anak laki-laki dan perempuan serta anak yang lahir pada Selasa Kliwon. (Mar/Ans)