Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi menyebutkan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi negara-negara anggota APEC, menjelang penyelenggaraan APEC di Bali pada Oktober 2013.
Tantangan tersebut seperti pertumbuhan negara-negara APEC dapat menimbulkan kesenjangan antar negara lain. Setiap negara diakui memang akan tumbuh, tetapi akan berbeda besarannya.
Kemudian soal biaya pengiriman ekspor yang cenderung terus naik. Pada 2008, biaya pengiriman pelabuhan baru US$ 878 per kontainer, namun naik di 2012 menjadi US$ 910 per kontainer.
"Kenaikan biaya ekspor ini menandakan bahwa infrasktrutur pendukung ekspor selama ini tidak tumbuh secepat pertumbuhan ekspor itu sendiri, itu merefleksikan," ujar dia di Gedung Kementerian Perdagangan, Jumat (27/9/2013).
Meski demikian, arti APEC bagi Indonesia sendiri sangat penting sebagai sebuah kawasan. Ekspor dalam negeri ke negara-negara anggota APEC pada tahun 2012 lalu mencapai US$ 139,9 miliar di mana sektor non migas mencapai US$ 103 miliar.
"Ini sangat besar porsinya meskipun pada kita masih defisit US$ 7 miliar, sehingga bagi Indonesia APEC ini sesuatu yang harus terus kita usahakan paling tidak untuk menjaga perdagangan tidak terus menurun," tutur dia.
Selain itu, penduduk di negara-negara Apec mencakup 40% dari penduduk dunia dimana jumlahnya mencapai 2,8 miliar penduduk dan 45% perdagangan dunia berputar dinegara-negara APEC ini.
"GDP negara-negara APEC mencapai 55%-60% dari total GDP dunia. Nah untuk memastikan ekonomi kita tetap terjaga kita harus tetap aktif dalam APEC ini sehingga apa yang terjadi didalamnya bisa sesuai dengan kepentingan kita," tandas dia. (Dny/Nur)
Tantangan tersebut seperti pertumbuhan negara-negara APEC dapat menimbulkan kesenjangan antar negara lain. Setiap negara diakui memang akan tumbuh, tetapi akan berbeda besarannya.
Kemudian soal biaya pengiriman ekspor yang cenderung terus naik. Pada 2008, biaya pengiriman pelabuhan baru US$ 878 per kontainer, namun naik di 2012 menjadi US$ 910 per kontainer.
"Kenaikan biaya ekspor ini menandakan bahwa infrasktrutur pendukung ekspor selama ini tidak tumbuh secepat pertumbuhan ekspor itu sendiri, itu merefleksikan," ujar dia di Gedung Kementerian Perdagangan, Jumat (27/9/2013).
Meski demikian, arti APEC bagi Indonesia sendiri sangat penting sebagai sebuah kawasan. Ekspor dalam negeri ke negara-negara anggota APEC pada tahun 2012 lalu mencapai US$ 139,9 miliar di mana sektor non migas mencapai US$ 103 miliar.
"Ini sangat besar porsinya meskipun pada kita masih defisit US$ 7 miliar, sehingga bagi Indonesia APEC ini sesuatu yang harus terus kita usahakan paling tidak untuk menjaga perdagangan tidak terus menurun," tutur dia.
Selain itu, penduduk di negara-negara Apec mencakup 40% dari penduduk dunia dimana jumlahnya mencapai 2,8 miliar penduduk dan 45% perdagangan dunia berputar dinegara-negara APEC ini.
"GDP negara-negara APEC mencapai 55%-60% dari total GDP dunia. Nah untuk memastikan ekonomi kita tetap terjaga kita harus tetap aktif dalam APEC ini sehingga apa yang terjadi didalamnya bisa sesuai dengan kepentingan kita," tandas dia. (Dny/Nur)