Liputan6.com, Jakarta - Catatan akhir tahun koalisi LSM untuk udara bersih di Indonesia "Gerak Bersihkan Udara" mengungkap bahwa kualitas udara di Indonesia tidak mengalami perbaikan yang signifikan, meskipun kesadaran masyarakat dan pemerintah akan bahaya polusi udara semakin menguat, khususnya jelang penyelenggaran ajang olahraga mancanegara Asian Games 2018.
Menurut Ahmad Safrudin dari Komite Penghapusan Bensin Bertimbal, data pemantauan kualitas udara di berbagai kota (2001 - 2016) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan adanya risiko laten pencemaran udara yang ditandai tingginya paparan PM10, PM2.5, SO2, O3, CO, NOx, dan Pb.
Zat berbahaya yang terdapat di polusi udara tersebut bersumber dari kendaraan bermotor, kebakaran lahan/hutan, pembangkit listrik, smelter, proses konstruksi, pengolahan sampah, rumah tangga, dan lain-lain.
Advertisement
Baca Juga
"Kondisi kesehatan dari para atlet mancanegara yang akan bertanding di Indonesia pada Agustus 2018 nanti akan terancam oleh buruknya kualitas udara Jakarta dan Palembang. Mereka terancam gagal dalam memecah rekor dan juga dapat jatuh sakit akibat pencemaran udara," ujar Ahmad seperti rilis media yang diterima Liputan6.com dari Gerak Bersihkan Udara pada Selasa (19/12/2017).
Risiko laten polusi udara menyebabkan tingginya angka sakit termasuk yang penyakit kronis seperti jantung koroner, risiko cacat fisik, cacat mental, down syndrome, tremor, hingga kematian.
Kasus di DKI Jakarta misalnya, 58,3Â persen warganya terpapar penyakit akibat pencemaran udara dan harus membayar biaya kesehatan hingga Rp 51,2 triliun (2016).
Kendaraan Pemicu Polusi Akan Ditindak
Sebelumnya Dinas Perhubungan DKI juga siap melakukan rekayasa lalu lintas demi kelancaran perjalanan atlet menuju venue. Kerja sama juga dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup DKI dalam pengadaan VIP toilet, menjaga kebersihan dan mengurangi polusi di sekitar Jakarta.
"Yang juga terpenting adalah polusi. Kami akan pastikan kendaraan-kendaraan yang emisi polusi yang besar akan ditindak 2 (hingga) 3 bulan sebelum Asian Games. Dan dipastikan mereka tidak bisa beroperasi, karena kita tidak ingin udara Jakarta kotor atau polusinya meningkat," ujar Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno.
Advertisement