Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kota di Asia Tenggara pada Jumat (24/1/2025), tercatat sebagai salah satu yang paling tercemar di dunia menurut laporan organisasi pemantau kualitas udara, IQAir.
Ho Chi Minh City di Vietnam menempati urutan kedua dalam daftar, disusul Phnom Penh di Kamboja, dan Bangkok, Thailand, di posisi keempat dan kelima.
Baca Juga
Kondisi ini membuat banyak pekerja di Bangkok, terutama yang bekerja di luar ruangan, merasakan dampaknya langsung. Supot Sitthisiri, seorang pengemudi ojek berusia 55 tahun, mengeluhkan gejala kesehatan akibat udara buruk.
Advertisement
"Hidung saya selalu tersumbat. Saya harus terus-menerus membersihkannya," ujar Supot, seperti dikutip dari laman Straits Times, Jumat (24/1).Â
Polusi udara di wilayah ini disebabkan oleh kombinasi pembakaran limbah hasil pertanian, polusi industri, dan padatnya lalu lintas kendaraan bermotor.
Pemerintah Thailand mencoba menekan tingkat polusi dengan memberikan fasilitas transportasi umum gratis selama satu minggu, seperti yang diumumkan Menteri Transportasi Suriya Juangroongruangkit. Selain itu, sekitar 300 sekolah di Bangkok telah ditutup untuk mengurangi dampak buruk bagi siswa.
Namun, masyarakat menilai langkah ini masih kurang efektif.
Khwannapat Intarit, seorang warga berusia 23 tahun, berharap pemerintah melakukan tindakan yang lebih nyata dan berjangka panjang.
"Mereka seharusnya mengambil langkah yang lebih serius, bukan hanya mengumumkan tingginya kadar debu dan menutup sekolah. Ini selalu berulang, dan semakin buruk setiap kali terjadi," katanya.
Upaya Atasi Polusi Udara
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, dalam sebuah unggahan di media sosial, mendorong perusahaan dan lembaga pemerintah untuk menerapkan kebijakan kerja dari rumah guna mengurangi penggunaan kendaraan. Ia juga meminta agar lokasi konstruksi menggunakan penutup debu untuk meminimalkan polusi.
"Pemerintah berkomitmen penuh untuk menyelesaikan masalah debu ini," ujar Paetongtarn.
Di Vietnam, situasi serupa terjadi di Ho Chi Minh City. Menurut IQAir, tingkat partikel halus yang terhirup di kota tersebut mencapai 11 kali lipat dari batas aman yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bahkan, beberapa minggu sebelumnya, ibu kota Vietnam, Hanoi, dinyatakan sebagai kota paling tercemar di dunia. Pemerintah Vietnam segera mengeluarkan peringatan tentang risiko kesehatan akibat polusi udara dan menganjurkan masyarakat untuk mengenakan masker serta pelindung mata saat beraktivitas di luar ruangan.
Advertisement
Solusi Jangka Panjang
Sejumlah pemerintah di Asia Tenggara kini mulai memikirkan solusi jangka panjang untuk menekan tingkat polusi udara. Beberapa langkah yang tengah didorong adalah penerapan pajak karbon dan promosi kendaraan listrik.
Krisis polusi udara ini menjadi tantangan besar bagi kawasan Asia Tenggara yang kini semakin sering masuk dalam daftar kota paling tercemar di dunia. Dukungan kebijakan dan kesadaran masyarakat diharapkan mampu mengurangi dampak buruk polusi terhadap kesehatan dan lingkungan.