Pengembang: Kalau Untung 400%, Lebih Baik Tak Usah Kerja

"Kalau pengembang untung 300%-400%, lebih baik tidak usah bekerja, jalan-jalan saja,"

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Mar 2014, 13:25 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2014, 13:25 WIB
properti-jakarta130212c.jpg

Liputan6.com, Jakarta Real Estate Indonesia (REI) membantah kabar miring yang menyebutkan para pengembang kerap mereguk untung besar dari bisnis properti di Indonesia. Bahkan pengembang bisa mengantongi keuntungan hingga ratusan persen dari setiap penjualan rumah.

Ketua Umum REI, Eddy Hussy mengatakan, pengembang sangat terpukul dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang mendorong kenaikan bahan bangunan sebesar 15%. Kenaikan ini tentunya memangkas keuntungan pengembang.

"Keuntungan pengembang berkurang karena mereka menjual ke konsumen dengan harga tetap. Padahal waktu berjalannya pembangunan, rupiah melemah. Tapi kan mereka tidak bisa naikkan harga seenaknya, sedangkan kalau harga tidak naik pengembang tidak bisa beli tanah dan bangun rumah lagi," ujarnya di acara Coffee Morning, Jakarta, Rabu (5/3/2014).

Ditemui di tempat yang sama, Wakil Ketua Pembiayaan Perbankan REI Priyadi menambahkan, pengembang sering mengalami buntung ketimbang buntung. Sebab pengembang selalu bermasalah dengan persoalan harga tanah.

"Kalau pengembang untung 300 sampai 400%, lebih baik tidak usah bekerja, jalan-jalan saja. Padahal pengembang sering mengalami masalah harga tanah yang naik dan volume tanah yang semakin menyusut," ujarnya.

Dia menjelaskan, pengembang sulit membeli kembali tanah yang awalnya seluas 300 hektare (ha) menjadi 10 ha. Alasannya, karena harga tanah sangat cepat meningkat hingga dua sampai tiga kali lipat. "Ini kan malah kita buntung bukan untung," tegasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya