Pakai CNG di Lombok, PLN Hemat Rp 1,5 Miliar per Hari

PLN memastikan pengangkutan Compressed Natural Gas (CNG) dari Gresik Jawa Timur ke Lombok akan menghemat penggunaan bahan bakar

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Apr 2014, 19:10 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2014, 19:10 WIB
CNG Marine PLN
Dok.Humas PLN

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) memastikan pengangkutan gas alam terkompresi (Compressed Natural Gas/CNG) dari Gresik Jawa Timur ke Lombok akan menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada pembangkit listrik senilai miliaran rupiah per hari.

Penghematan tersebut wajar dicapai karena BUMN itu telah merogoh kocek hingga ratusan juta dolar  Amerika Serikat (AS) untuk menggarap proyek pembangunan CNG Marine.

Direktur Utama PLN, Nur Pamudji mengaku, CNG yang diangkut lewat laut dari Gresik akan dialokasikan untuk kebutuhan pembangkit listrik di Lombok pada saat beban puncak. Pasalnya, di daerah setempat sudah terbangun tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang memakai batu bara dan dua pembangkit listrik di Bali Timur.

"Jadi beban puncak akan dilayani oleh penggunaan gas, sehingga pemakaian BBM tidak ada lagi, Selama ini kalau untuk peak, selalu menggunakan BBM," ucapnya di Jakarta, Selasa (15/4/2014).

Kapal CNG yang telah didesain untuk pengangkutan tersebut, kata Nur, memiliki kapasitas sebesar 20 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Kapal ini akan berlayar dari Gresik ke Lombok sepanjang 280 mil laut selama lima hari.

"Kapasitas pengangkutan gas nggak banyak sebesar 20 mmscfd, karena kebutuhan pembangkit listrik di Lombok dua atau tiga tahun ke depan pada beban puncak bisa mencapi angka segitu. Kebutuhan ini akan terus meningkat, sehingga kapasitas kapal bisa ditambah," ujarnya.

Selama ini, sambung dia, Lombok kesulitan memperoleh pasokan gas. Opsi yang memungkinkan adalah menggunakan CNG dan mini LNG. Namun mini LNG menurutnya belum eksis di Indonesia sehingga perlu waktu untuk bisa menerapkan pengangkutan gas melalui mini LNG.

Nur menyebut, untuk proyek dengan uji teknis selama 20 tahun ini, membutuhkan investasi sekitar US$ 140 juta. Sumber pendanaan akan berasal dari kas internal perseroan.

Meski begitu, nilai penghematan yang akan ditanggung PLN akan sepadan dengan investasi yang digelontorkan.

"Dalam enam tahun sudah balik modal karena ada penghematan dari BBM yang diperkirakan 150 kiloliter per hari. Total bisa mencapai Rp 1,5 miliar setiap hari," tandas Nur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya