Ribuan Pekerja BTN Unjuk Rasa Tolak Akuisisi oleh Bank Mandiri

Ribuan pekerja BTN yang tergabung dalam serikat pekerja BTN menolak rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk oleh PT Bank Mandiri Tbk.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Apr 2014, 10:15 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2014, 10:15 WIB
Karyawan BTN Unjuk Rasa 2
(Foto:Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) oleh PT Bank Mandiri Tbk memperoleh perlawanan dari ribuan pekerja BTN yang tergabung dalam serikat pekerja (SP) BTN. Mereka secara tegas menolak pengambilalihan saham BTN oleh Bank Mandiri.

Dari pantauan Liputan6.com, Minggu (20/4/2014), sekitar 1.000 karyawan BTN memadati Kantor Bank BTN yang terletak di bilangan Harmoni, Jakarta Pusat. Ribuan pekerja itu kompak mengenakan seragam berwarna hitam menandakan rasa kekecewaan atas keputusan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Berbagai atribut pun diikutsertakan dalam aksi Bela BTN ini. Mulai dari spanduk bertuliskan BTN Not For Sale, Tolak Akuisisi, Direktur Utama BTN Maryono Go to Hell, hingga tabur bunga dan aksi teatrikal bertuliskan RIP Maryono dan Dahlan Iskan.

Hingga saat ini, Ketua Panitia sekaligus Ketua Serikat Pekerja BTN, Satya Wijiantara sedang melakukan orasi dengan teriakan-teriakan "Tolak Akuisisi BTN, kembalikan BTN pada rakyat. Karena BTN milik rakyat," katanya seraya diikuti sorak kebersamaan dari pekerja BTN.

Salah satu panitia unjuk rasa, Raby mengaku, sekitar 1.000 karyawan BTN yang hadir berasal dari berbagai wilayah dan kantor cabang di Indonesia. "Ada yang dari Jabotabek dan luar Jabotabek, seperti Sumatera, Sulawesi, Jawa Tengah dan lainnya," ucapnya.

Raby mengaku, pekerja BTN mendesak supaya pemerintah membatalkan rencana akuisisi tersebut. "Kami nggak bisa berdiri sendiri lagi, nggak bisa jadi BUMN lagi. Dan yang ada pelayanan malah semakin hancur kalau akuisisi terealisasi," terang dia.

Dia mengatakan, kehancuran dapat terjadi karena adanya perbedaan segmentasi pasar dari kedua bank tersebut. "Kami kan melayani masyarakat menengah ke bawah, sedangkan Bank Mandiri untuk menengah ke atas. Dari situ saja sudah beda," tutur Raby.

Selanjutnya, dia mengungkapkan, bakal kembali menggelar aksi unjuk rasa pada 27 April 2014. Sementara Raby belum memastikan apakah puncak unjuk rasa akan dilakukan pada 21 Mei saat Bank Mandiri menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

"Minggu depan kami akan lanjutkan demo lagi. Tapi kalau untuk 21 Mei, biarlah nggak usah," pungkas Raby.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya