Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Uni Eropa (UE) membantah telah menghambat ekspor produk turunan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) produksi Indonesia melalui pengenaan bea masuk yang cukup tinggi. Pihaknya berkelit karena ingin melindungi masyarakat Eropa dari barang-barang konsumsi tak ramah lingkungan.
Duta Besar UE untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN, Y.M. Olof Skoog menilai, peraturan anti dumping merupakan langkah untuk menyeleksi ketat peredaran barang konsumsi tak ramah lingkungan. Pasalnya warga atau konsumen di Eropa saat ini mendambakan barang ramah lingkungan.
"Tidak benar bila kami disebut menghambat peredaran CPO dan produk turunan CPO Indonesia ke Eropa," tegas Skoog usai Diskusi Kerja Sama Penguatan UE dan Indonesia di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Dengan tren permintaan produk ramah lingkungan, Skoog mengimbau kepada perusahaan sawit Indonesia untuk memproduksi CPO dan produk turunannya melalui proses yang bisa dipertanggung jawabkan.
"Pemerintah dan warga Eropa berharap supaya produsen sawit di Indonesia dapat memenuhi standar pemrosesan produk CPO yang berkelanjutan, melindungi lingkungan dan warga di sekitar area perkebunan," cetus Skoog.
Sekadar informasi, pemerintah Indonesia pada tahun lalu melayangkan surat protes ke pemerintah Uni Eropa atas aturan pengenaan bea masuk anti dumping sementara sebesar 2,8%-9,6% untuk produk turunan CPO, biodiesel dari Indonesia. Bahkan kasus ini telah membawa masalah ini ke forum Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Kementerian Perdagangan melaporkan beberapa negara besar Eropa seperti Prancis dan Jerman, memasukkan CPO ke dalam daftar produk yang tidak sesuai standar energi terbarukan. Sebagian negara di Eropa mengenakan bea masuk tambahan karena CPO dianggap sama merusak seperti alkohol.
"Sawit kita mendapat tekanan di Eropa. Ada beberapa kampanye yang mereka lakukan, bahkan ini dilakukan pula pada level perusahaan, beberapa dari mereka melakukan kampanye negatif," ucap Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.
Rata-rata ekspor CPO Indonesia ke Eropa mencapai 3,5 juta ton setiap tahun, sedangkan kebutuhan CPO di Eropa mencapai 6,3 juta ton per tahun, sehingga produsen Tanah Air menjadi pemasok utama kelapa sawit ke Eropa. (Fik/Ahm)
Uni Eropa Bantah Batasi Peredaran CPO Indonesia
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Y.M Olof Skoog mengimbau, perusahaan sawit Indonesia untuk memproduksi CPO yang ramah lingkungan.
diperbarui 06 Mei 2014, 12:19 WIBDiterbitkan 06 Mei 2014, 12:19 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dukung Pembangunan Indonesia, AS Gelontorkan Rp10 Triliun Termasuk untuk Usaha Kecil Milik Perempuan
Momen Jokowi Nonton Laga Timnas Indonesia vs Arab, Duduk di Bangku Biasa Pakai Jersey Pemain Berdarah Solo
Pakar Sebut Pasien Kanker Paru Makin Muda, Penting untuk Tahu Faktor Risikonya
Kapan Peringatan Hari Guru, Berikut Sejarah dan Cara Merayakannya
VIDEO: Bangga! Pelajar asal Purwokerto Terpilih untuk Latihan Sepak bola di Portugal
Marselino Ferdinan Ungkap Alasan Bisa Cetak 2 Gol saat Lawan Arab Saudi: Singgung Taktik Pelatih
Kapal Tenggelam Jadi Bahan Hoaks, Simak Kumpulannya Biar Tak Terpengaruh
Beda Cara Analisis Warna Personal ala Korea dan Jepang
ColorOS 15 Debutkan Fitur Circle to Search dan Gemini ke Oppo Find X8 Series
VIDEO: Mantan CEO WWE Linda Mcmahon Dipilih Donald Trump Jadi Menteri Pendidikan
Puluhan Siswa Sekolah Dasar Jalani Imunisasi Difteri Tetanus
Agensi Kim Junsu Tabuh Genderang Perang Lawan Penyebar Komentar Jahat, Buntut Kasus dengan BJ