Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) mengaku menghadapi tantangan berat dalam merealisasikan program penghematan dan pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Salah satu kendala berasal dari pertumbuhan jumlah kendaraan, baik motor dan mobil di Indonesia.
"Sejak dua tahun lalu, kami sudah menjalankan gerakan penghematan cukup serius tapi di lapangannya nggak mudah. Saya katakan ini supaya nggak jadi angin surga," kata Menteri ESDM, Jero Wacik di Gedung Banggar DPR, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Paling berat, sebut Jero, dalam menghadapi kenaikan jumlah kendaraan roda dua dan empat di Tanah Air. Dia mencatat, setiap tahun terjadi peningkatan jumlah tambahan sepeda motor sebanyak 7,6 juta unit. Sementara jumlah mobil rata-rata bertambah 1,1 juta unit per tahun.
"Tahun ini, penjualan mobil diperkirakan menembus 1,25 juta unit dan motor 8 juta unit. Jadi ada tambahan 2 juta unit kendaraan dan berpotensi mendongkrak konsumsi BBM subsidi," terangnya.
Jero mengatakan, pengguna mobil dan motor selalu menyasar BBM bersubsidi. Artinya, dia menilai akan ada tambahan beban bagi volume maupun anggaran subsidi BBM akibat pertumbuhan jumlah kendaraan ini.
"Kalau harga BBM murah, karakter masyarakat kita susah diajak berhemat. Tapi kalau agak mahal sedikit otomatis dia akan berhemat karena merasa harga BBM-nya mahal sekali. Seperti kenaikan harga BBM subsidi tahun lalu bisa mengurangi volume dari 48 juta kl menjadi 46,36 juta kl," ungkap Jero.
Sampai saat ini, dia mengaku, pihaknya terus berupaya melanjutkan program-program pengendalian dan penghematan yang sudah berjalan. Sebagai contoh, program larangan pembelian BBM bersubsidi bagi angkutan pertambangan, perkebunan dan kehutanan.
"Kita terus bekerja menghemat itu, misalnya melarang kendaraan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah, TNI Polri untuk mengonsumsi BBM bersubsidi serta menangkap penyelundupan BBM subsidi, sebab penyelundup lebih lihai daripada yang nangkap," tukasnya. (Fik/Ndw)
Harga Murah, Pemilik Motor dan Mobil Lebih Suka Pakai Premium
Pertumbuhan jumlah kendaraan, baik motor dan mobil di Indonesia membuat pemerintah kesulitan untuk mengendalikan konsumsi BBM subsidi.
diperbarui 03 Jun 2014, 15:47 WIBDiterbitkan 03 Jun 2014, 15:47 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Masih Ada 34 Pejabat Kabinet Merah Putih Belum Lapor LHKPN
3 Fakta Menarik dari Suku Bugis, Suku Terbesar di Sulawesi
Daftar Fenomena Gerhana Sepanjang 2025
Apakah Seorang Muslim Pasti Masuk Neraka sebelum Menikmati Surga? Tinjauan Hadis Nabi
Jembatan Putus, Puluhan Siswa di Sukabumi Nekat Menerjang Arus Sungai Menuju Sekolah
Virus HMPV Ditemukan di Tanah Air, Calon Pandemi Baru?
Pilih Patrick Kluivert Latih Timnas Indonesia, Erick Thohir Sebut Zinedine Zidane dan Real Madrid
Dinkes DKI Sebut Kasus ISPA oleh HMPV di Jakarta Sudah Ada Sejak 2022
Mengenal Pia Saronde, Kuliner Khas Gorontalo yang Kaya Rasa dan Budaya
Ini 3 Waktu Puasa di Bulan Rajab yang Wajib Dicoba Minimal Sekali Seumur Hidup
Kasus Investasi Bodong, Eks Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Ditahan KPK
350 Caption untuk Suami Simple yang Menyentuh Hati