Masih Kurang, Warga Papua Butuh 200 Ribu Beras per Tahun

Hingga saat ini Papua masih ketergantungan pasokan beras dari Jawa dan Sulawesi Selatan.

oleh Katharina Janur diperbarui 23 Jul 2014, 09:30 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2014, 09:30 WIB
Harga Beras
(Fotografer: M Taufan SP Bustan)

Liputan6.com, Jayapura - Setiap tahunnya warga Papua dan Papua Barat membutuhkan 200 ribu ton beras yang didatangkan dari luar Papua.

Kepala Bulog Divisi Regional Papua dan Papua Barat, Benhur Ngkaimi menuturkan hingga saat ini Papua masih ketergantungan pasokan beras dari Jawa dan Sulawesi Selatan.

“Papua dan Papua Barat saat ini baru bisa memproduksi sekitar 30 ribu ton beras. Produksi beras dari Merauke kurang lebih 29 ribu ton, sementara dari Manokwari, Papua Barat menghasilkan sekitar 100 ton,
sementara Nabire kurang lebih 200 ton,” jelasnya ketika ditemui diruangannya, seperti dikutip Rabu (23/7/2014).

Setiap bulannya Bulog juga mendistribusikan sekitar 15 ribu ton beras ke warga setempat. Ini setara dengan 1 juta karung atau 15 juta kilo gram.

“Kami berharap produksi beras di Papua bisa meningkat sehingga pasokan beras dari luar bisa dikurangi," katanya.

Pihaknya berharap beras bulog yang disalurkan kepada warga setempat, tidak disimpan lama, misalnya enam bulan hingga satu tahun, untuk menghindari rusaknya beras yang akan dikonsumsi.

“Jika ada warga yang mendapatkan beras Bulog yang rusak, silahkan laporkan ke kami dan akan
kami ganti dengan beras yang berkualitas baik,” ujarnya.

Bulog mengklaim beras yang disimpan didalam gudangnya tak pernah mengalami kerusakan, sebab ada metode perawatan khusus dalam penyimpanannya, sehingga kami bisa menyimpan hingga satu tahun.

Namun jika disimpan dalam gudang non bulog, hanya dapat bertahan tiga bulan dan jika lebih dari tiga bulan pasti akan rusak. (Katharina Janur/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya