Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk mengaku masih menunggu kepastian penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari pemerintah. Hal ini akan menentukan kebijakan perseroan selanjutnya, termasuk menaikkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, pihaknya masih akan menahan suku bunga KPR di kisaran 9 persen-11,5 persen sampai dengan akhir tahun ini. Terdiri dari fixed rate 9 persen-9,5 persen dan 11,5 persen untuk floating rate.
Baca Juga
"Kita lihat situasinya, tapi sementara nggak naikkan dulu, mungkin sampai November, Desember. Rata-rata suku bunga KPR kami 9 persen-11,5 persen," kata dia di acara Indonesia Banking Expo (IBEX), di JCC, Kamis (28/8/2014).
Advertisement
Lebih jauh lanjutnya, menahan suku bunga KPR merupakan langkah tepat saat ini sambil menyoroti upaya pemerintah dalam menyehatkan fiskal Indonesia, terutama dengan kebijakan menaikkan harga BBM subsidi.
Pasalnya kenaikan harga BBM pasti akan berpengaruh ke inflasi dan BI Rate. "Jika inflasi naik 11 persen-12 persen, BI rate bisa 9 persen, jadi mungkin kami akan sesuaikan. Sedangkan jika inflasi nggak terlalu tinggi, dan BI rate 8 persen, tidak perlu naik suku bunga kreditnya," tambah dia.
Di sisi lain, Jahja menyebut, masih akan mengerem pertumbuhan kredit sesuai ketetapan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Namun lagi-lagi menunggu kepastian kenaikan harga BBM
"Kami masih nunggu bagaimana soal kenaikan harga BBM. Kalau naik, mungkin pertumbuhan kreditnya 10 persen-12 persen tahun depan. Dan jika harga BBM tidak naik, mungkin tumbuhnya 12 persen-14 persen," imbuh dia. (Fik/Ndw)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!