Liputan6.com, London - Meski telah memasuki era modern, kasus perbudakan mengerikan ternyata masih merajalela di berbagai negara seperti Inggris. Bahkan sekitar 6.000 ribu orang kini menderita sebagai budak di tanah Inggris.
Ironisnya, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (29/8/2014), penampungan para budak tersebut justru berlokasi di tengah-tengah pemukiman warga biasa dan tak ada yang menyadarinya.
Baca Juga
Penampungan para budak biasanya terdiri dari para perempuan dan laki-laki yang harus bekerja siang dan malam tanpa dibayar.
Advertisement
Tahun lalu sekitar 1.764 kasus perdagangan manusia dilaporkan pada pusat pelayanan hak asasi manusia di Inggris. Jumlah kasus tersebut meningkat hampir 50 persen per tahun.
Korban-korban perbudakan mengerikan ini datang dari Romania, Albania, Nigeria, Vietnam, Malaysia, Irlandia, bahkan dari Inggris sendiri. Para wanita biasanya dijadikan sebagai budak seks sementara para pria diperlakukan layaknya pekerja paksa.
25 persen diantara seluruh budak tersebut merupakan anak-anak. Banyak budak yang dipaksa menjual obat-obat terlarang dan kejahatan kriminal lainnya.
Sebelumnya, seorang wanita berusia 30 tahun yang berhasil diselamatkan dari tempat perbudakan megaku telah menjadi budak sejak ia lahir ke dunia.
Dia dibebaskan setelah dua rekan budaknya yang berasal dari Malaysia dan Irlandia berhasil melarikan diri dan melapor ke pihak berwajib.
Salah seorang wanita korban perbudakan lain juga berhasil dibebaskan setelah melempar surat ke rumah tetangganya. Dia mengaku seperti terperangkap jaring laba-laba dan dikendalikan raksasa jahat.
Para penyandang dana amal menceritakan bagaimana perempuan menangis sukacita setelah berhasil melarikan diri dari kehidupan yang mengerikan di tempat penampungannya. Para tetangga bahkan tak menyangka, rumah tersebut menyimpan banyak budak.
Lebih parah dari itu, tiga wanita dilaporkan kabur dari penampungan yang terletak di jalanan Ibu Kota. Sekitar 20 orang ditampung sebagai budak dengan keadaan yang mengerikan, penuh pukulan dan jam kerja yang sangat penuh setiap harinya.
Di kawasan metropolitan Leighton Buzzard, Bedfordshire, sejumlah masyarakat Inggris dan asing bekerja 19 jam sehari. Mereka dipaksa bekerja di dapur umum, mencuri, dan mengemis di stasiun.
Betapa terkejutnya masyarakat di sana saat mengetahui bahwa perbudakan yang mengerikan bisa terjadi di sekitar tempat tinggalnya.
Tapi masalah ini seperti bebatuan es yang tak pernah mencair di mana jumlah budak setiap tahun meningkat hingga ribuan orang. Tak hanya di pinggiran negeri, di kota-kota besar Inggris, kasus perbudakan ini terjadi.
Para saksi memang tak akan menyangka karena biasanya para budak didandani seperti biasa saat ke luar rumah. Tak akan ada yang pernah menyangka orang-orang tersebut ternyata mengalami kekerasan dan kehidupan yang mengerikan.
Selain itu, para wanita dari berbagai negara diperdagangkan untuk menjadi budak seks dan semua bayaran yang diterima dianggap sebagai pembayaran utang para budak tersebut. Tapi utang tersebut tampaknya tak akan pernah terbayar mengingat perannya sebagai budak. (Sis/Nrm)
Â
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!