Perang Antar Maskapai Bikin Naik Pesawat di Australia Murah

Sebuah studi terbaru bahkan menemukan Australia sebagai negara dengan biaya penerbangan termurah keempat di dunia.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 16 Sep 2014, 23:27 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2014, 23:27 WIB
Penerbangan murah Australia - 1
Foto: traveller.com

Liputan6.com, Sydney - Selama ini perjalanan udara banyak dihindari kalangan menengah ke bawah karena dinilai dapat menguras banyak uang. Di Australia, para penumpang pesawat ternyata tak perlu merogoh kocek terlalu besar untuk bepergian melalui jalur udara.

Sebuah studi terbaru bahkan menemukan Australia sebagai negara dengan biaya penerbangan termurah keempat di dunia. Di antara negara-negara Barat, Australia berhasil menempati peringkat tertinggi sebagai negara penyedia penerbangan murah di dunia.

Tak hanya menawarkan biaya penerbangan murah, Australia juga siap menyambut para turis dengan pemandangan yang luar biasa. Tentu saja para turis dapat terbang dan bertemu dengan kangguru dan koala dengan biaya minim.

Apa saja kisah dibalik murahnya biaya penerbangan Australia? Berikut lika-liku maskapai penerbangan murah di Australia seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, News.com.au, The Richest, dan sejumlah sumber lainnya, Selasa (16/9/2014):

Terbang di Australia cuma Rp 144.200 per 100 Kilometer

Penerbangan murah Australia - 2
Foto: Sydney Morning Herald

Murahnya penerbangan di Australia ternyata bukan isapan jempol belaka. Rata-rata penumpang maskapai Australia hanya perlu membayar US$ 12,06 atau Rp 144.200 per 100 Kilometer setiap menempuh perjalanan udara (kurs: Rp 11.957/US$).

Berdasarkan situs travel global yang berbasis di Berlim, GoEuro, Australia menempati urutan keempat dunia sebagai negara dengan biaya perjalanan udara termurah. Sebagai bandingannya, negara termahal di dunia untuk bepergian menggunakan pesawat adalah Finlandia.

Di negara tersebut, para penumpang dikenakan biaya sekitar US$ 138,9 atau Rp 1,66 juta untuk jarak tempuh yang sama. Jumlah biaya penerbangan Finlandia bahkan 10 kali lipat lebih mahal daripada Australia.


Ini alasan terbang di Australia murah

Penerbangan murah Australia - 3
Foto: news.co.au

 

Satu tahun terakhir sejak pertengahan 2013 merupakan waktu yang paling menantang sepanjang sejarah penerbangan Australia. Hal tersebut diungkapkan CEO salah satu maskapai besar Virgin Australia, John Borghetti saat perusahaannya menghadapi kerugian cukup besar lantaran memberikan terlalu banyak potongan harga pada para penumpang.

Persaingan yang terlalu ketat antara dua maskapai besar Australia, Qantas Airways dan Virgin Australia membuat harga rata-rata tiket pesawat jatuh ke level terendah sejak September 2011. Harga tiket pesawat merosot hingga 32 persen dalam kurun waktu tersebut.

Potongan harga tiket yang dilakukan dua maskapai demi memenangkan hati penumpang itu ternyata berdampak negatif pada pendapatan kedua perusahaan. Qantas Airways bahkan telah mencatatkan kerugian hingga US$ 2,8 miliar dalam setahun terakhir sementara Virgin mengalami kerugian US$ 356 juta.


Harga tiket pesawat Australia bisa naik lagi

Penerbangan murah Australia - 4
Foto: The Richest

Alhasil, para analis memprediksi harga tiket penerbangan di Australia dapat naik secara tiba-tiba mengingat pihak manajemen sejumlah maskapai tengah mempersiapkan strategi baru untuk meningkatkan pendapatannya. Meski begitu, pihak maskapai telah menambahkan kapasitas penumpang sebelum harga tiket benar-benar naik tahun depan.

Di beberapa segmen penumpang, diakui Borghetti pihaknya memang akan menaikan harga tiket pesawat. Dia meyakini tiket penerbangan udara di Australia saat ini terlalu rendah.

Meski merasa kenaikan harga tiket sangat penting, tapi penerbangan murah di Australia akan tetap dipertahankan. Hanya saja, jumlah rutenya tidak sebanyak saat ini dan akan mulai dibatasi. (Sis/Nrm)

 


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya