Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali menetapkan suku bunga acuan atau BI Rate di level 7,50 persen. Level BI Rate tersebut dipertahankan oleh bank sentral sejak November 2013. Dengan kata lain, BI Rate sudah bertahan di level yang sama selama 12 bulan.
Direktur eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menjelaskan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada Selasa (7/10/2014) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate karena laju inflasi sampai dengan September sudah sesuai dengan target Bank Indonesia.
"Target inflasi di tahun ini pada level 4,5 persen plus minus satu dan di tahun depan pada 4 persen plus minus satu," jelasnya di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi tahun kalender (Januari–September 2014) tercatat sebesar 3,71 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2014 terhadap September 2013) sebesar 4,53 persen.
Tirta melanjutkan, langkah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan juga untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.
BPS mencatat nilai neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2014 mengalami defisit sebesar US$ 318,1 juta. Di mana, nilai ekspor mencapai US$ 14,48 miliar dan impor US$ 14,79 miliar.
Selain mempertahankan BI Rate, bank sentral juga mempertahankan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50 persen dan 5,75 persen.
Langkah BI menahan suku bunga acuan ini sesuai dengan perkiraan beberapa ekonom. Direktur PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menuturkan, BI mempertahankan BI Rate karena masih banyaknya risiko di akhir tahun 2014 saat di masa transisi pemerintahan.
"BI rate ini sebenarnya sudah terlalu tinggi, jadi tidak akan naik lebih tinggi lagi, semestinya itu bisa turun tapi berhubung ada rencana kenaikan BBM, ya masih dipertahankan," kata Budi saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (7/10/2014).
Budi menambahkan, kemungkinan BI akan dapat memberikan kelonggaran untuk kredit setelah BBM bersubsidi nantinya telah dinaikkan.
Hal sama juga diungkapkan ekonom asal Universitas Gadjah Mada, Toni Prasetyantono. Dia memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan BI rate di level yang sudah bertahan selama 11 bulan ini.
Toni menilai mempertahankan suku bunga adalah langkah yang tepat mengingat kondisi kurs rupiah terhadap dolar AS masih sangat fluktuatif. (Yas/Gdn)
Satu Tahun, BI Rate Bertahan di Level 7,5%
RDG BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan karena laju inflasi sampai dengan September sesuai dengan target.
diperbarui 07 Okt 2014, 17:11 WIBDiterbitkan 07 Okt 2014, 17:11 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Golden Energy Mines Siapkan Dividen Interim, Intip Besarannya
Nasib Kurs Rupiah Hari Ini, Menguat atau Makin Loyo?
Viral Bansos Pakai Logo RIDO, Basri Baco: Itu di Masa Kampanye
Helldy Agustian Sampaikan Terima Kasih kepada ASN yang Sudah Realisasikan Visi Misi Wali Kota Cilegon
Menang Satu Putaran, Pramono Anung dan Rano Karno Akan Langsung Gas Bekerja
Menu Diet Sayuran Hijau yang Tidak Membosankan dan Mudah Dicoba
Gunung Semeru Erupsi 5 Kali, Tinggi Kolom Letusan Capai 800 Meter
Hasil Quick Count Sementara Pilgub Jambi 2024, Haris-Sani Raup 60 Persen Lebih Suara
Industri Kosmetik RI Moncer, Diproyeksi Raup Pendapatan USD 9,17 Miliar di 2024
Update Quick Count Pilkada Bekasi 2024, Persaingan Masih Sengit
Menu Diet Rendah Garam Bisa Tetap Lezat dan Menyehatkan
Tingkatkan Keamanan EV, Fast Hadirkan Pemadam Api untuk Baterai Lithium