Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil menerima kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta CEO PT Indosat Tbk (ISAT) Alexander Rusli pada Jumat (7/11/2014) ini.
Kedatangan keduanya untuk mengadukan kasus korupsi penggunaan jaringan yang menyeret nama Indar Armanto, bekas Direktur Utama PT Indosat Mega Media (IM2).
Namun, Rudiantara mengaku hanya sekadar menemani Sofyan untuk bertemu perwakilan perusahaan telekomunikasi asal Qatar yakni Qatar Telecom sebagai pemegang saham Indosat.
"Mereka (Qatar Telecom) sudah investasi di Indosat. Mereka berbagi pengalaman dan perkembangan investasinya selama 4-5 tahun di Indonesia. Update soal perekonomian negara," ungkap dia ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Fokus Qatar Telecom di Indonesat, sambung Rudiantara, khususnya lini bisnis IM2 yang berkutat pada jaringan data.
Saat ini, Indosat masih diterpa perkembangan kasus korupsi IM2 yang sudah masuk tahap permohonan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). "Konsennya di Indosat soal IM2, karena ada legal case," kata dia.
Kendati demikian, Rudiantara mengaku, perusahaan asing itu sangat memandang optimistis terhadap kinerja dan kebijakan pemerintahan baru tanpa harus membahas persoalan buyback saham Indosat.
Pernyataan tersebut dibenarkan Sofyan Djalil. Mantan Menteri BUMN itu mengaku, CEO Indosat dan Menkominfo menceritakan permasalahan IM2 yang menjadi perhatian pemegang sahamnya.
"Pemegang saham Indosat ingin silaturahmi dengan saya, lalu menceritakan beberapa hal termasuk kendala bisnis yakni soal kasus IM2. Dia ingin kasus ini mendapatkan perhatian pemerintah," papar dia.
Sofyan bilang, proses peradilan korupsi penggunaan jaringan sedang berjalan. Namun pemerintah menyatakan tetap konsen dengan hal tersebut karena berhubungan dengan iklim investasi. (Fik/Nrm)
Advertisement