Pemerintah Enggan Naikkan Pajak Konglomerat RI yang Masuk Forbes

Menko Perekonomian, Sofyan Djalil menegaskan, hal terpenting untuk menggenjot penerimaan pajak dengan ekstensifikasi pajak.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Des 2014, 20:37 WIB
Diterbitkan 04 Des 2014, 20:37 WIB
Sofyan Djalil

Liputan6.com, Jakarta Majalah Forbes kembali merilis jajaran orang-orang terkaya di dunia, termasuk dari Indonesia. Ada 50 nama konglomerat Indonesia masuk dalam deretan tersebut, baik wajah lama maupun wajah baru.

Dengan munculnya orang-orang borjuis Tanah Air ini, apakah pemerintah bisa mendorong penerimaan pajak lebih besar yang ditimpakan pada mereka?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil menyatakan, pemerintah tak akan menaikkan tarif pajak apapun kepada orang-orang terkaya itu meski target penerimaan pajak menembus lebih dari Rp 1.000 triliun.

"Nggak pernah berpikir untuk menaikkan tarif pajak, tetap saja sama," ungkap dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Menurut dia, paling penting adalah upaya pemerintah melalui ekstensifikasi pajak. Memperluas basis wajib pajak yang belum tersentuh dari berbagai kalangan, sektor dan sebagainya.

"Kalau orang belum bayar pajak itu yang perlu dikejar. Tapi jika orang kaya dan sudah bayar pajak secara benar, itu kan hak seseorang untuk mencapai kekayaan. Yang penting bayar pajaknya sudah benar atau belum," papar Sofyan. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya