Anggaran Infrastruktur Jokowi-JK Lebih Besar dari SBY-Boediono

Wapres Jusuf Kalla menjelaskan anggaran infrastruktur yang demikian besar berasal dari pemotongan subsidi BBM beberapa waktu lalu.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 09 Des 2014, 12:43 WIB
Diterbitkan 09 Des 2014, 12:43 WIB
Jusuf Kalla atau JK
Jusuf Kalla atau JK

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan pemerintahan masa kini akan mengedepankan tren pembangunan infrastruktur. Untuk itu, pemerintah akan menyediakan anggaran 2 kali lipat dibanding pemerintahan SBY-Boediono.

"Ini anggaran konstruksi lebih baik dan lebih tinggi dari sebelumnya. Sebelumnya di atas Rp 150-200 triliun, kita harap jadi Rp 300-400 triliun. Itu anggaran kita mau capai 20-25 persen dari APBN, dulu cuma 10 persen. Itu yang mau capai agar ada kontribusi bagi bangsa ini," terang JK dalam Rapimnas Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia atau Gapensi, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Di hadapan 250 peserta Gapensi seluruh Indonesia, JK menjelaskan anggaran yang demikian besar berasal dari pemotongan subsidi BBM beberapa waktu lalu. Semua anggaran pembangunan, akan difokuskan untuk membangun jalan raya, sekolah, rumah sakit, bandara, dan pelabuhan.

"Kita moratorium pembangunan kantor pemerintah. Tak boleh tambah kecuali, sekolah, rumah sakit. Kantor departemen, gubernur, kantor pemerintah lain akan stop dulu karena sudah berlebihan. Dana besar ini akan ke jalan, irigasi, pembanguna airport, pelabuhan, listrik, transmisi, dan konstruksi positif lainnya. Tren pemerintah akan berubah ke arah situ," kata JK.

JK menuturkan hal ini merupakan tantangan bagi para kontraktor untuk sama-sama membangun bangsa. Agar pembangunan berjalan ke arah yang baik dan terlaksana tepat waktu, dibutuhkan pengetahuan akan teknologi yang menunjang.

Mantan Ketua Umum Golkar ini berharap para insinyur yang bekerja juga mengikuti perkembangan teknologi. Soal peralatan secanggih apapun dapat dioperasikan selama manusianya mengikuti perkembangan teknologi.

"Ini modal pokok yaitu enginering teknologi yang anda dikuasai. Seluruh aspek tak lepas dari teknologi dan manajerial. Orang tak ingin lagi bikin gedung miring, semua mau rapi, ingin jalan baik tak mau jalan biasa. Dibutuhkan sistem yang lebih baik lagi," imbuhnya.

"Semua bertumpu pada orang. Peralatan dapat dibeli, dump truck mudah sekali dicari karena banyak dikandangkan. Crane banyak karena penurunan tambang. Semua bisa dioperasikan kalau orangnya ngerti teknologi," tandas JK. (Silvanus/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya