Ini yang Harus Dilakukan RI Buat Raih Target Ekspor Naik 300%

Saat ini ekspor Indonesia sangat tergantung permintaan dari luar negeri.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Feb 2015, 20:44 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2015, 20:44 WIB
 Ini Target Ekspor Indonesia Tahun 2015
Suasana bongkar muat di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (9/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Upaya mencapai target peningkatan ekspor sebesar 300 persen atau senilai US$ 458,8 miliar pada 2019, Indonesi perlu merubah arah ekspor dari sebelumnya ekspor produk primer ke ekspor produk manufaktur.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan (BP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahja Widayanti mengatakan saat ini ekspor Indonesia sangat tergantung permintaan dari luar negeri. Sehingga jika ingin meningkatkan ekspor, maka harus melihat apa saja permintaan dunia.

‪"Untuk bisa meningkatkan itu kami melakukan pendekatan dari sisi produknya dulu. Pertama yang kita lihat adalah bagaimana kondisi pasar dunia, komposisi marketing seperti apa," ujarnya di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (2/2/2015).

Menurutnya, setelah dicermati ternyata pasar dunia saat ini membutuhkan barang-barang yang sifatnya manufaktur dengan porsi mencapai 67 persen. Sementara kebutuhan barang primer hanya sekitar 33 persen.‬

Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi ekspor Indonesia, kondisi ekspor kita manufaktur itu hanya 33 persen dan primer 63 persen.

"Kalau kita mau meningkatkan ekspor nantinya di 2019 kelihatan kalau melihat pasar dunia. Kita kembali lagi kepada pola ekspor kita mengikuti pola impor negara tujuan ekspor. Berarti ke depannya kita harus seperti itu. Karena pasar dunia manufaktur lebih besar primernya lebih sedikit kontribusinya," jelasnya.

Maka untuk mencapai target peningkatan ekspor non-migas sebesar 300 persen pada 2019, syarat utama bagi Indonesia yaitu harus merubah pola ekspor atau struktur ekspor menjadi manufaktur sekitar 65 persen dan primer 35 persen.‬

‪"Ini merupakan syarat utama karena jelas permintaan jelas lebih kepada manufaktur. Walaupun produk primer kita masih tetap tinggi seperti CPO, ikan, udang tetapi yang utama di pasar dunia adalah manufaktur," tandasnya. (Dny/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya