Menperin Janji Tak Beri Keistimewaan untuk Proton

Menteri Perindustrian, Saleh Husin menegaskan, semua investor yang akan menanamkan modal di Indonesia akan diberi perlakuan sama.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Feb 2015, 18:24 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2015, 18:24 WIB
Tiap Jumat, Para Menteri Minum Jamu Bersama
Menteri Perindustrian Saleh Husin memperhatikan salah satu jamu buatan yang disediakan saat acara minum jamu bersama di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta Jumat (16/1/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin), Saleh Husin memastikan, pihaknya tidak akan memberikan keistimewaan dalam kerjasama antara perusahaan otomotif asal Malaysia Proton Holdings Berhand dengan perusahaan lokal PT Adiperkasa Citra Lestari.

Menurut Saleh, semua investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia akan diberikan perlakuan yang sama, tergantung dari keseriusan dari investor itu sendiri.

Dia mencontohkan, saat ini ada investasi yang cukup besar yang masuk Indonesia dengan lahan yang sudah disiapkan seluas 60 hektar (ha), di kawasan industri sekitar karawang-Cikampek. Namun dia masih enggan menjelaskan lebih lanjut.

"Itu ada salah satu industri dari Tiongkok kerjasama dengan swasta nasional investasi cukup besar,"  ujar Saleh di Ciawi, Jawa Barat, Senin (9/2/2015).

Selain itu, juga industri otomotif asal Jerman yaitu Volk Wagen (VW) yang juga akan membangun pabriknya dengan membangun Indomobil.

"Hal seperti ini juga terjadi pada industri otomotif yang lain. Itu sama. Jadi tidak ada perbedaan, tidak ada spesial," kata dia.

Yang paling penting, lanjut Saleh, industri otomotif yang mau masuk ke Indonesia ini harus mendahulukan penggunaan komponen lokal dan memiliki orientasi ekspor. Dengan demikian, akan lebih banyak insentif yang akan diberikan sesuai dengan pertimbangan pemerintah.

"Seperti salah satu industri otomotif dalam negeri yang komponen lokalnya 86 persen, yaitu yang disebut LCGC (Low Cost Green Car), dan orientasi ekspornya lumayan. Kami mendorong tidak hanya pasar dalam negeri tapi juga ekspor. Produksi mobil secara nasional 1,2 juta unit, ekspor sekitar 200 ribu unit per tahun, kami dorong ditingkatkan. Sehingga devisa ditingkatkan," kata Saleh. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya