Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menganggap bahwa PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bukan merupakan perusahaan gas yang bernaung di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Alasan yang mendasari anggapan tersebut karena saat ini saham PGN banyak dimiliki oleh investor asing.
Ketua Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika menyatakan, jika dilihat secara seksama, PGN sebenarnya bukan termasuk dalam perusahaan BUMN. Pasalnya, saat ini saham-saham PGN beredar di bursa Indonesia banyak didekap oleh pihak investor swasta dan juga asing.
"PGN saya tidak katakan BUMN, tepat dikatakan Badan Usaha Milik Negara Asing dan Swasta," kata Kardaya, dalam seminar Aspek Kelembagaan Konstitusi dalam Pengolahana Migas Nasional, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (4/3/2015).
Menurut Kardaya, dengan adanya peran swasta dan asing dalam tubuh PGN, maka keputusan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyaluran gas tersebut akan dipengaruhi kepentingan asing. " karena defacto-nya seperti itu, keputusan banyak di drive oleh asing dan swasta," tuturnya.
Kardaya mengungkapkan, seharusnya perusahaan BUMN sepenuhnya dimiliki oleh negara, apalagi perusahaan tersebut menyangkut kepentingan negara dan rakyat. "BUMN mestinya dimiliki 100 persen negara," ungkapnya.
Terkait dengan BUMN, Kardaya menambahkan. Seharusnya pemerintah memberi perioritas perusahaan minyak BUMN untuk mengola blok minyak dan gas yang kontraknya habis, agar menciptakan kepastian saat kontrak blok migas berakhir.
Untuk diketahui, saat ini kepemilikan saham PGN (PGAS) sebesar 57 persen adalah pemerintah dan sisanya sebesar 43 persen merupakan investor publik. Harga saham PGAS berada di kisaran Rp 5.300 per saham.
PGAS melantai di bursa pada 15 Desember 2003 di harga RP 1.500 per saham. Pada agustus 2008, perseroan melakukan stock split di 5:1.
Dalam lima tahun terakhir, PGAS selalu membagikan dividen ke pemagang saham lebih dari 50 persen. Jika di rata-rata, dalam 5 tahun terakhir, rata-rata dividend payout ratio sebesar 62,73 persen.
DPR: PGN Bukan BUMN, Tapi Milik Asing
Seharusnya perusahaan BUMN sepenuhnya dimiliki oleh negara, apalagi perusahaan tersebut menyangkut kepentingan negara dan rakyat.
diperbarui 04 Mar 2015, 13:12 WIBDiterbitkan 04 Mar 2015, 13:12 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
6 Potret Jessica Iskandar Tampil Stunning di Ultah Kakak, Pamer Baby Bump Besar
Hukum Wanita Lantunkan Sholawat dengan Merdu dan Didengarkan Pria, Simak Penjelasan Buya Yahya
Apa Itu Story Line: Panduan Lengkap Memahami dan Membuat Alur Cerita yang Memikat
UMP Jakarta 2025, Alami Kenaikan Hingga Rp329.379
Ratusan iPhone 16 dari Batam Dimusnahkan di Bandara Soekarno-Hatta
Bunker, Pamflet, dan Panduan: Negara Nordik dan Jerman Siapkan Warganya Hadapi Perang
Jangan Sepelekan, Ini 6 Bahaya Melewatkan Sarapan Pagi
Faktor Kekalahan PDIP di Kandang Banteng
30 November Memperingati Hari Apa? Kemerdekaan Barbados hingga Pengusiran Yahudi dari Negara-Negara Arab
Resep Nasi Kebuli Ayam yang Lezat dan Mudah Dibuat di Rumah
Ashghar Azizi Siap Unjuk Gigi di Asian Esports Games, Bidik Gelar Juara eFootball Mobile!
Nilai Transaksi Kripto Indonesia Capai Rp 475,13 Triliun hingga Oktober 2024