Stok Beras Bulog 4 Juta Ton Bakal Sulit Tercapai

Pemerintah menerapkan Harga Pemebelian Pemerintah (HPP) untuk gudang Bulog sebesar Rp 7.300.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Apr 2015, 21:30 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2015, 21:30 WIB
Presiden Jokowi Blusukan ke Gudang Beras Bulog
Presiden Joko Widodo meninjau Gudang Beras Bulog, Jakarta, Rabu (25/2/2015). Presiden Jokowi memerintahkan Bulog menggelontorkan semua stok beras di gudang Bulog agar harga beras di pasaran normal kembali. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman berharap stok beras yang bisa dimiliki oleh Perum Bulog bisa mencapai 4 juta ton pada 2015. Hal itu menimbang adanya hasil evaluasi yang menyatakan adanya penambahan lahan sawah dari sebelumnya 8,1 juta hektar menjadi 8,7 juta hektar hingga 8,8 juta hektar.

Anggota Kelompok Kerja Ahli Dewan Ketahanan Pangan, Khudori mengatakan, target yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian tersebut sulit untuk dipenuhi. Dia menerangkan memang pengadaan stok beras Bulog bergantung produksi beras. Namun demikian, produksi beras bukan satu-satunya pendorong peningkatan stok Bulog.

"Selama ini pengadaan beras oleh Bulog salah satunya ditentukan seberapa besar produksi beras tahun sebelumnya, kalau kenaikan besar memang bagus, tapi bukan satu-satunya," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (7/5/2015).

Khudori mengatakan, tidak terpenuhinya target karena disebabkan harga beras sudah terlampau tinggi di pasaran. Sementara, pemerintah menerapkan Harga Pemebelian Pemerintah (HPP)  untuk gudang Bulog sebesar Rp 7.300.

(FOTO:ANTARA FOTO/Eric Ireng)

"Tahun ini semakin berat, dari kondisi lapangan sampai hari ini meski panen raya harga gabah jauh di atas HPP Rp 7.300 di gudang Bulog. Sementara di lapangan  pekan lalu masih Rp 10.000," katanya.

Dengan harga yang tinggi tersebut, dia menuturkan Bulog harus menerima dua konsekuensi. Pertama tidak menerima jumlah sebesar yang diinginkan. Kedua dengan jumlah yang diinginkan namun kualitasnya buruk. "Kalau menempuh jalan yang kedua risikonya besar," paparnya.

Kebijakan pemerintah menaikan HPP gabah untuk meningkatkan produktivitas petani pun dinilai terlambat. Seharusnya, dia menuturkan kebijakan tersebut keluar sebelum masa tanam.

Sebelumnya, Amran mengatakan tambahan lahan diperoleh setelah Kementerian Pertanian membentuk tim khusus untuk bergerak di lapangan. Dia menambahkan, bertambahnya stok Bulog juga didorong oleh peningkatan hasil panen sebesar 5 persen hingga 10 persen. "Ada tambahan 700 ribu hektar tahun ini," tandasnya. (Amd/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya