Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, bersama Dewan Pengawas dan Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya, mengadakan rapat evaluasi untuk membahas penyerapan hasil panen serta upaya stabilisasi harga pangan di Indonesia.
Rapat ini menjadi momentum penting dalam memastikan ketahanan pangan dan kestabilan harga, yang menjadi perhatian utama pemerintah.
Advertisement
Baca Juga
Mentan Amran Sulaiman menegaskan bahwa rapat ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Kementerian Pertanian dan Perum Bulog.
Advertisement
Dalam pertemuan ini, Mentan menekankan pentingnya kerjasama antara kedua pihak agar dapat mencapai swasembada pangan.
Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengubah cara kerja yang lebih fleksibel, dengan mencabut libur pada hari Sabtu dan Minggu menjadi tetap hari kerja untuk memastikan proses penyerapan gabah berjalan lancar.
“Kita ada konsensus kesepakatan antara Bulog, dulu pertanian juga sudah menular ke Bulog. Tidak ada hari minggu, tidak ada hari sabtu. Atau hari sabtu, minggu adalah menjadi hari Senin Selasa. Nah, itu cara kerja kita. Sampai swasembada,” kata Amran dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025).
Harga Gabah Petani Sebesar Rp6.500 per Kg
Adapun dalam hasil rapat tersebut, Mentan menegaskan harga gabah petani di Indonesia harus dibeli dengan harga Rp6.500 per kilogram.
Hal ini mengacu pada arahan dari Presiden Prabowo Subianto yang ditujukan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam perdagangan gabah.
Mentan menegaskan bahwa harga tersebut tidak hanya berlaku bagi Perum Bulog, namun juga untuk seluruh penggilingan dan pihak lain yang membeli gabah dari petani.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Republik Indonesia. Diperintahkan kepada kita semua. Bukan kepada bulog saja. Seluruh penggilingan, siapa saja. Di seluruh Indonesia, yang membeli gabah di tingkat petani, itu mutlak harganya Rp6.500. Saya ulangi, siapa saja,” tegasnya.
Selain itu, hal tersebut juga bertujuan untuk memastikan bahwa harga gabah yang diterima petani tidak jatuh di bawah standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Membeli gabah petani, itu mutlak harganya Rp6.500 tanpa kecuali. Bukan berlaku untuk bulog saja. Berlaku untuk semua orang,” ujarnya.
Penyerapan Gabah dan Beras
Lebih lanjut, dalam rapat tersebut, disepakati bahwa pemerintah menargetkan penyerapan gabah dan beras setara beras sebanyak 3 juta ton hingga April 2025. Dengan perkiraan surplus sekitar 4 juta ton pada bulan Mei 2025.
Oleh karena itu, Pemerintah berkomitmen untuk menyerap minimal 3 juta ton dari surplus tersebut untuk menjaga kestabilan harga pangan di pasar.
“Kita sepakat menyerap gabah, beras, setara beras, 3 juta ton sampai dengan April. Mudah-mudahan Mei sudah selesai. Kemudian yang ketiga, sesuai BPS, kita surplus dibanding tahun lalu,” ujarnya.
Mentan menyampaikan, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), surplus pangan pada Januari hingga Maret diperkirakan mencapai 2,9 juta ton, dan diharapkan dapat mencapai lebih dari 4 juta ton pada bulan April.
“Sesuai BPS, kita surplus dibanding tahun lalu. Untuk Januari, Februari, Maret itu 2,9 atau kurang lebih 3 juta ton. Kalau dengan April, itu kita estimasi 4 juta ton lebih. Oleh karena itu, kita harus menyerap minimal 3 juta ton dari surplus tadi,” ujarnya.
Pemerintah pun menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam menyerap hasil pertanian guna memastikan petani mendapatkan harga yang layak, dan konsumen tetap dapat memperoleh pangan dengan harga yang stabil.
Advertisement
Mentan Bakal Gelar Rapat dengan Penggilingan Besar dan Menengah
Mentan juga menambahkan, pihaknya akan segera mengadakan rapat dengan penggilingan besar dan menengah untuk menandatangani kontrak dan memberikan order pembelian.
Hal ini dilakukan sebagai langkah nyata untuk mempercepat penyerapannya serta mengatasi harga gabah yang masih berada di bawah Harga Pokok Produksi (HPP).
“Kita besok insya Allah rapat dengan penggilingan besar, sedang dan besar, kurang lebih seribu orang. Kita akan bertanda tangan kontrak atau PO kita berikan, langsung action, langsung bergerak. Karena kita melihat pergerakan harga masih average rata-rata seluruh Indonesia masih di bawah HPP,” ujarnya.
“Insya Allah, kami yakin dengan direksi komisaris, dengan pinwil seluruh Indonesia, hadir lengkap hari ini, itu sanggup untuk menyerap gabah sesuai target Bapak Presiden yang diberikan pada kami semua,” tambah Mentan.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)