Melansir laman Reuters, Penguatan produk berjangkan AS dan data produksi rig yang lebih rendah juga memberikan dukungan.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei naik US$ 1,30 menjadi US$ 57,87 per barel, berakhir di atas rata-rata 50-hari dari posisi US $ 57,61 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS naik 85 sen menjadi menetap di US$ 51,64 per barel.
Setelah sempat susut, harga minyak Brent naik 5,3 persen. Minyak mentah AS naik 5,0 persen, dan menjadi kenaikan mingguan berturut-turut keempat.
"Perjanjian terbaru dengan Iran tidak membuka pintu untuk minyak Iran kembali signifikan di pasar karena banyak yang ditakutkan," kata Harry Tchilinguirian, kepala strategi pasar komoditas dan strategi minyak di BNP Paribas.
Kekuatan dunia dan Iran mengumumkan kesepakatan interim pekan lalu. Tetapi pada hari Kamis, para pemimpin Iran mengatakan semua sanksi terhadap Iran harus ditinggikan pada hari yang sama dengan perjanjian berakhir, sementara Amerika Serikat mempertahankan sanksi akan dicabut secara bertahap.
Harga Brent telah mundur dari US$ 115 yang menjadi hitnya pada Juni lalu, terjun setelah OPEC pada bulan November memutuskan untuk tidak memangkas produksi, memilih untuk mempertahankan pangsa pasar sebagai gantinya.
Minyak mentah mendapat dukungan minggu ini dari harapan permintaan kuat setelah data dari Amerika Serikat dan Jerman didukung pandangan bahwa pertumbuhan dunia membaik.(Nrm)
Liputan6.com,Jakarta -
Harga minyak mentah dunia naik dan membukukan peningkatan mingguan di tengah harapan bahwa kesepakatan mengenai program nuklir Iran akan menghasilkan pengembalian pasokan minyak Iran ke pasar.