Liputan6.com, Jakarta - Rencana pembangunan pabrik karet oleh salah satu produsen ban ternama di dunia, Compagnie Financiere Michelin mendapat sambutan positif dari Menteri Perindustrian Saleh Husin. Namun sambil menunggu realisasi ekspansi yang akan dilakukan produsen ban asal Perancis tersebut, Saleh juga meminta Michelin untuk menyerap karet alam produksi petani di dalam negeri.
"Pabriknya kan baru beroperasi 2019, perkebunan atau plantation karet juga butuh waktu untuk mulai menghasilkan, jadi saya minta Michelin lebih dahulu menyerap karet petani," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (6/5/2015).
Saleh mengungkapkan Michelin juga berencana untuk memiliki perkebunan karet sendiri di Indonesia. Rencana ini juga dinilai akan turut membantu meningkatkan kesejahteraan para petani karet di Indonesia. Sejauh ini produksi karet alam terbanyak dihasilkan di wilayah Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Sementara itu, VP Michelin, Eric Le Corre mengatakan pihaknya optimistis soal prospek bisnis jangka panjang Michelin di Indonesia. Dia berjanji akan menyampaikan permintaan tersebut ke kantor pusat Michelin di Perancis.
"Michelin selalu terbuka mencari peluang baru di seluruh dunia. Permintaan Menteri Perindustrian akan kami sampaikan ke manajemen di kantor pusat Michelin di Perancis," tandasnya.
Saleh juga mengungkapkan, Kemenperin akan menggandeng Michelin untuk memanfaatkan ban-ban bekas pakai untuk dijadikan bahan baku dalam pembangunan infrastrktur jalan.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kemenperin, Harjanto mengatakan, saat ini populasi sepeda motor di Indonesia sudah mencapai 80 juta unit. Jika tiap sepeda motor menggunakan dua ban untuk kurun waktu pemakaian 1 tahun hingga 1,5 tahun, maka tiap tahunnya rata-rata ada 160 juta ban bekas yang dihasilkan.
"Ini bagaimana memanfaatkan untuk keperluan pembangunan infrastruktur seperti jalan sehingga ban-ban bekas ini tidak menjadi masalah, termasuk untuk kendaraan. Dan ini tidak merusak lingkungan juga," ujarnya.
Dia menjelaskan, sebagai salah satu produsen ban terbesar di dunia, Michelin memiliki kemampuan dari sisi pengalaman dan teknologi mengenai pemanfaatan ban bekas seperti ini. Hal tersebut diharapkan bisa diterapkan di Indonesia.
"Kami minta bantuan Michelin dari sisi teknologi dan expertise mereka. Bagaimana kita bisa men-development teknologi, memanfaatkan ini untuk keperluan di dalam negeri," lanjutnya. (Dny/Gdn)
Michelin Ingin Punya Perkebunan Karet di RI
Kemenperin akan menggandeng Michelin untuk memanfaatkan ban-ban bekas pakai untuk dijadikan bahan baku dalam pembangunan infrastrktur jalan.
diperbarui 06 Mei 2015, 19:58 WIBDiterbitkan 06 Mei 2015, 19:58 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
7 Resep Ayam Rica-Rica yang Sedap dan Pedas, Bumbunya Pas di Lidah
Solusi Ketiga Cawagub Atasi Pengangguran Gen Z di Jakarta
Tampil di IMX 2024, Toyota Sprinter Trueno AE86 'Super Mame-Go' Milik Keiichi Tsuchida Sedot Perhatian
Cetak Hattrick Saat Melawan Alaves, Robert Lewandowski Menyala
4 Zodiak Ini Mencari Pasangan dengan Pesona Menawan dan Bisa Diandalkan
Gempa Magnitudo 4,8 Getarkan Pesisir Barat Lampung Senin Pagi 7 Oktober 2024
Harga Kripto Hari Ini 7 Oktober 2024: Bitcoin Cs Menguat Terbatas
Begini Kabar Terbaru Kasus Kresna Life dan Wanaartha Life
Metro Sepekan: Mahasiswi Untar Ditemukan Tewas di Kampus, Diduga Bunuh Diri
Gara-Gara Ini, Erik ten Hag Lolos dari Pemecatan di Manchester United
6 Resep Sayur Asem Sederhana, Solusi Praktis untuk Menu Sehari-hari
UNY Kembangkan Penyiraman Tanaman Otomatis Berbasis IoT ke Petani Bantul