Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kini tengah berupaya membangun infrastruktur negara di bawah arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Untuk itu, Jokowi sejauh ini telah berupaya keras menarik para investor agar ikut membenamkan modalnya di Tanah Air guna membiayai berbagai proyek yang tersedia.
Tak hanya Indonesia, baru-baru ini, Presiden Brasil Dilma Rousseff juga mengumumkan rencananya untuk menarik dana US$ 64 miliar dalam bentuk investasi swasta demi membangun infrastruktur di negaranya.
Melansir laman CNBC, Rabu (10/6/2015), dana itu rencananya akan digunakan untuk membangun, memperbarui, dan mengoperasikan jalan raya, kereta, bandara dan pelabuhan. Rencana infrastruktur itu dapat membantu meningkatkan pertumbuhan Brasil yang sedang melambat.
Di luar itu, proyek infrastruktur juga dianggap dapat meningkatkan kembali popularitas Rousseff yang terhantam oleh tingginya tingkat inflasi, meningkatnya jumlah pengangguran, dan skandal korupsi di perusahaan minyak negara, Petrobras.
Saat ini, World Economic Forum menempatkan Brasil di urutan 120 dari 144 negara untuk kualitas infrastruktur dengan jalanan dan bandara yang tercatat buruk. Itu lantaran produktivitas bandara berkurang dan tak efisien.
Rencana membangun infrastruktur ini bertujuan mengkoreksi kegagalan konsesi sebelumnya lantaran adanya intervensi berlebihan dari negara. Rousseff kini menawarkan para investor ketentuan yang lebih baik, meskipun pendanaan berjumlah rendah dari bank perkembangan BNDES telah berkurang di tengah kesulitan finansial negara. Para investor diharapkan dapat mendanai sebagian proyek dengan dana swasta melalui obligasi infrastruktur.
"Langkah ini juga merupakan babak baru kerjasama pemerintah dengan perusahaan-perusahaan swasta," kata Rousseff.
Model konsesi saat ini dipastikannya akan membuat konsumen mendapatkan harga terjangkau. Sementara perusahaan akan mendapatkan return yang layak dari setiap investasinya.
Pada 2012, Rousseff pernah berencana menarik dana triliunan rupiah dari investasi swasta. Tapi dia hanya mendapatkan 20 persen dari dana yang ditargetkan. Bahkan tak ada investor sama sekali untuk proyek 14 jalur kereta api dan 160 pelabuhan yang ditawarkan. (Sis/Ndw)
Seperti RI, Negara Ini Sibuk Tarik Investor Buat Infrastruktur
Presiden Jokowi terus narik para investor agar ikut membenamkan modalnya di proyek infrastruktur. Begitu pula negara ini.
diperbarui 10 Jun 2015, 11:10 WIBDiterbitkan 10 Jun 2015, 11:10 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ketua KPK Setyo Budiyanto Siap Lanjutkan Prestasi dan Perjuangan Pendahulu
Wisata Jona Garden, Destinasi Berlibur Keluarga di Sumatra Utara
Hadapi Filipina di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Jamin Timnas Indonesia Bakal Kerja Keras
Perubahan Iklim Buat Paus Makin Kecil
Apa Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid: Panduan Lengkap Membaca Al-Qur'an dengan Benar
Deretan Bisnis Sri Meilina, Ibu Mahasiswi yang Picu Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang
10 Golongan yang Sholatnya Tak Diterima Allah, Peringatan dari Rasulullah
Arti Mimpi Digigit Ular Kobra: Makna, Tafsir, dan Penjelasan Lengkap
Nilainya Fantastis, Ini 5 Koin Termahal di Dunia
Momen Rio Haryanto dan Athina Papadimitriou Ikut Joget dan Beri Saweran di Pesta Pernikahannya
4 Golongan Manusia yang Nasibnya Ditangguhkan di Hari Kiamat, Apa Alasannya?
Kejanggalan Kasus Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang, Sopir Honorer BPJN hingga Dugaan Pelat Mobil Palsu