Mentan Klaim Tuntaskan Masalah Irigasi dan Pupuk Oplosan

Kementerian Pertanian telah menyelesaikan persoalan penyaluran pupuk yang terlambat dan adanya indikasi pengoplosan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 16 Jun 2015, 17:47 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2015, 17:47 WIB
kering
Sawah yang mengering akibat kekeringan (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengklaim telah melakukan perbaikan yang sangat signifikan terhadap beberapa masalah yang menerpa di sektor pertanian. Bahkan, perbaikan yang dilakukan telah melebihi dari target yang ditentukan.

Amran mencontohkan, salah satu masalah yang mampu diselesaikan selama masa kepemimpinannya yang masih cukup singkat adalah mengenai irigasi. Menurutnya, dalam beberapa bulan terakhir Kementerian Pertanian telah memperbaiki irigasi tersier sepanjang 1,3 juta hektare (ha).

"Hari ini sudah melampaui target perbaikan irigasi tersier seluruh Indonesia. Targetnya kami harus perbaiki 1 juta ha" ujarnya, di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Perbaikan lainnya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian adalah masalah penyaluran alat dan mesin pertanian. Saat ini, kementerian telah menyalurkan kurang lebih 30 ribu unit alat dan mesin pertanian ke seluruh Indonesia. "Penyaluran tersebut melebihi tahun sebelumnya yang tercatat hanya di kisaran 2 ribu unit hingga 3 ribu unit," katanya.

Capaian lain, ujar Andi, Kementerian Pertanian telah menyelesaikan persoalan penyaluran pupuk yang terlambat dan adanya indikasi pengoplosan pupuk. Menurut Amran, Kementerian Pertanian setidaknya telah menyeret 30 orang hingga 40 orang oknum pengoplos pupuk ke ranah hukum.

"Masalah pupuk ini selalu menjadi permasalahan setiap Menteri Pertanian. Sebelumnya biasanya ada 10 keluhan hingga 20 keluhan yang masuk ke kementerian setiap harinya. Alhamdulilah sekarang per minggu menjadi hanya 1 keluhan di seluruh Indonesia," ujarnya.

Keberhasilan lain yang mampu dilakukan oleh Kementerian Pertanian adalah memaksimalkan pemakaian benih-benih dari dalam negeri. Caranya, dengan memaksimalkan lembaga ataupun institusi pendidikan dalam negeri.

"Kemudian benih sekarang benih unggul kita gunakan, keluar dari Litbang, kami kerja sama dengan UGM, IPB, Unila, Unhas, Brawijaya dan melibatkan seluruh perguruan tinggi terkemuka," tandas dia. (Amd/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya