Jokowi Bentuk Tim Pengkaji Perluasan Pasar Ekspor

Selama ini masih ada pasar-pasar non konvensional yang memiliki potensi besar tapi realisasi masih sangat terbatas.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 03 Agu 2015, 19:36 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2015, 19:36 WIB
Ekspor Impor 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim pengkaji untuk memperluas pasar ekspor nasional. Tim ini bertugas melakukan survei terhadap negara-negara yang belum pernah menjadi tujuan ekspor Indonesia.

"‎Pak Presiden ingin dalam keadaan ekonomi internasional yang sulit ini kita harus mencari pasar yang tidak konvensional. Selama ini kan pasar konvensional kita Cina, Jepang, Korea, Eropa, Amerika ya," tutur Menteri Koordinator Perekonomian ‎Sofyan Djalil di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (3/8/2015).

Dia mengatakan, selama ini masih ada pasar-pasar non konvensional yang memiliki potensi besar tapi realisasi masih sangat terbatas, seperti negara-negara Afrika. Hal ini yang dikatakan diminta Presiden untuk ditindaklanjuti. Tim diharapkan bisa  melakukan supervisi relasi ekspor ke negara-negara tersebut.

Selain menyasar Afrika, tim yang nantinya akan berada di bawah kendali Kementerian Perdagangan (Kemendag) ini akan menggelar survei pasar ke negara Asia Tengah seperti di Iran dan Turki.

Itu karena nilai ekspor nasional pernah mencapai US$ 2,5 miliar ke negara-negara tersebut, meski kini menurun menjadi US$ 500 juta. "Kemudian, pasar Turki. Pasar Asia Tengah itu harus jadi perhatian. Afrika, kita masuk ke sana sudah ke beberapa negara, Nigeria, Tanzania, dan lain-lain," jelas dia.

Hingga saat ini, Indonesia masih belum menentukan produk tertentu yang akan dipasok ke negara-negara tersebut. Pemerintah, dikatakan harus mempertimbangkan dari berbagai sisi untuk mencapai keuntungan maksimal.

"‎Effort melakukan ekspor itu harus kita lihat produk apa yang kita bisa bersaing di sana dan produk itu yang harus kita fokus. Jadi lihat itu line by line, product by product," imbuh Sofyan.

Selain itu, tim pengkaji ini nantinya diminta bisa melihat hambatan ekspor dari tiap pasar. Sebab seringkali produk ekspor Indonesia bisa laku di suatu negara tapi terkendala aturan.

"Saya ke Rusia, ikan juga kita punya potensi ekspor tapi kemudian ada beberapa kendala di Rusia yang harus kita work out," tandas Sofyan.(Alv/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya