Top 5 Bisnis: Martabak Buatan Anak Jokowi Laris Manis

Putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sudah setahun terakhir merintis usaha kuliner martabak kota barat atau Markobar.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 06 Agu 2015, 09:27 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2015, 09:27 WIB
Putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming sudah setahun terakhir merintis usaha kuliner martabak kota barat.
Putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming sudah setahun terakhir merintis usaha kuliner martabak kota barat (Foto: Reza Kuncoro/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Putra pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sudah setahun terakhir merintis usaha kuliner martabak kota barat atau biasa disingkat Markobar. Seiring dengan waktu, bisnis ini meningkat. Bahkan saat libur Lebaran kemarin, Gibran menuai untung besar.

"Kemarin libur Lebaran ramai banget, baik itu di kafe Makobar sebelah barat SGM ataupun di dekat Lapangan Kota Barat. Antre (pembelinya) banyak banget," ungkap Gibran.

Bahkan saat libur Lebaran itu, kuliner martabak manis itu laris manis. Warung martabak ini dijejali oleh para wisatawan. Gibran mengakui Markobar sudah menjadi destinasi wisata kuliner di Solo.

Berita mengenai kelezatan dan ketenaran Markobar menjadi informasi yang memikat hati pembaca. Tak hanya itu, artikel lainnya yang menarik yaitu resep sukses dari wanita terkaya di dunia hingga cara mendapatkan rumah subsidi.

Lengkapnya, berikut artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com, edisi Rabu 5 Agustus 2015:

1. Omzet Markobar Milik Gibran Jokowi Naik‎ 300% 

Gibran memang lebih memilih untuk menggeluti bisnis katering di Kota Solo ketimbang mengikuti jejak ayahnya di ranah politik. Gibran memiliki beberapa tips ampuh dalam menjalankan roda bisnis kateringnya. Salah satu tips itu adalah memberdayakan masyarakat sekitar untuk membantu Gibran menjalankan bisnis katering.

Gibran mulai merintis usaha catering sejak tahun 2010. Seiring dengan waktu, usaha Gibran semakin berkembang. Usaha catering Gibran tidak hanya melayani untuk resepsi pernikahan. Tetapi juga untuk acara meeting dan wisuda.

2. Resep Sukses dari Wanita Terkaya di Dunia

Masuk jajaran wanita terkaya di dunia, dulu mungkin hanya impian bagi Zhou Qunfei. Pernah putus sekolah lalu menjadi buruh pabrik, Zhou sukses mendirikan Lens Technologies, produsen layar sentuh bagi perusahaan sekaliber Apple dan Samsung.

Zhou, 45, dibesarkan di sebuah desa kecil di China. Dia kehilangan ibunya pada usia 5 tahun. Ayahnya hampir buta setelah kecelakaan industri.

Dia putus sekolah pada usia 16, naik pangkat di tempat kerja, dan akhirnya membuat perusahaan penyulingan kaca sendiri, yang go public awal tahun ini. Kini Zhou tercatat memiliki kekayaan sekitar US$ 7 miliar hingga US$ 10 miliar.

3. Cara Kembangkan Mental Sukses

Seperti halnya kekuatan fisik, tidak ada seorangpun di dunia ini yang lahir dengan kekuatan mental yang sempurna. Mengembangkan mental adalah cara yang bisa Anda pilih untuk bisa meraih sukses. Seiring berjalannya waktu, jika diolah dengan baik maka kekuatan mental akan meningkat ke level yang lebih tinggi.

Banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan mental agar bisa menjadi orang sukses. Salah satunya adalah menghindari hal-hal yang bisa menghambat perkembangan diri.

4. Jurus Mendapatkan Rumah Subsidi

Anda berminat memiliki rumah subsidi? Mulailah pencarian hari ini. Para peminat rumah subsidi di kawasan Bekasi, Cakung dan Bogor telah menyerbu sejumlah perumahan baru yang menawarkan harga pada kisaran Rp 126 juta.

Namun untuk memenangkan perburuan rumah ini, Anda harus kooperatif dengan pihak developer. "Calon pembeli rumah sebaiknya terbuka dengan pihak developer. Jangan menyembunyikan informasi yang mungkin penting diketahui oleh kami," ujar Muhammad Rusli Maulid, Staf Marketing PT Ambar Graha Sejahtera yang menyediakan rumah subsidi di kawasan Bogor, seperti dikutip dari laman www.rumah.com.

5. Daftar 12 Maskapai dengan Ekuitas Negatif

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan 12 maskapai baik badan usaha angkutan udara niaga berjadwal maupun badan usaha angkutan udara niaga tidak berjadwal yang mempunyai predikat ekuitas negatif.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, ekuitas yang negatif tersebut menunjukan jika rasio rugi perusahaan lebih besar daripada modal yang telah disetor oleh pemilik perusahaan.

(Ndw/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya